Scroll untuk baca artikel
Opini

Peran Kritis Akuntansi dalam Ekonomi Sirkular

126
×

Peran Kritis Akuntansi dalam Ekonomi Sirkular

Sebarkan artikel ini
IMG 20241120 083626

Eliya Fergina

Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung

 

Indonesia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa dan populasi yang terus berkembang, dihadapkan dengan pilihan meneruskan model ekonomi linear yang selama ini dianut dengan pola ambil, buat, pakai, dan buang yang telah menyebabkan degradasi lingkungan dan pemborosan sumber daya atau beralih ke model ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Ekosistem ekonomi sirkular melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, industri hingga masyarakat. Keterlibatan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dan perspektif yang berbeda menyebabkan transisi ini membutuhkan lebih dari sekedar niat baik, ia membutuhkan kerangka kerja yang kuat, terukur dan transparan sehingga peran akuntansi tak bisa diabaikan. Ekonomi sirkular dengan prinsip mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang, membutuhkan sistem pengukuran yang akurat dan komprehensif. Akuntansi menyediakan alat-alat tersebut, selama ini akuntansi seringkali dikaitkan dengan profitabilitas semata. Namun, dalam konteks ekonomi sirkular, akuntansi harus melampaui batas tradisional. Ia harus mampu mengukur dan melaporkan dampak lingkungan dari aktivitas bisnis, mulai dari emisi karbo hingga konsumsi air dan energi.

Akuntansi berperan sebagai bahasa bisnis, memiliki peran penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi sirkular. Dengan data yang transparan, perusahaan dapat melacak kemajuan mereka, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan menetapkan target yang lebih ambisius. Bayangkan, jika setiap perusahaan secara terbuka melaporkan jejak karbo mereka tentunya akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang kontribusi masing-masing sektor terhadap perubahan iklim. Informasi ini tak hanya penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi pemangku kepentingan lainnya, termasuk investor, konsumen, dan pemerintah.

Lebih dari itu, akuntansi dapat membantu mengukur nilai ekonomi dari praktik-praktik sirkular, seperti daur ulang dan penggunaan kembali sumber daya. Dengan begitu ini dapat menunjukkan secara kuantitatif manfaat ekonomi beralihnya ke model sirkular, menyakinkan bisnis bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga strategi bisnis yang cerdas. Dengan demikian, akuntansi dapat menjadi penggerak utama adopsi ekonomi sirkular di kalangan bisnis, karena ia mampu menunjukkan bahwa keberlanjutan bukanlah pengorbanan, melainkan investasi yang menguntungkan.

Baca Juga:  Apakah Teknologi akan Menggantikan Pekerjaan Seorang Akuntan?

Tantangan dan peluang yang dihadapi harus diatasi dengan kolaborasi antara industri, akademisi, termasuk pengembangan kurikulum dan pelatihan akuntansi yang sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki keahlian untuk mengelolah dan menginterprestasikan data berkelanjutan. Pemerintah juga memiliki peran vital dalam menyediakan kerangka regulasi yang mendukung dan mendorong penerapannya.

Perjalanan menuju ekonomi sirkular yang terukur melalui akuntansi bukanlah tanpa tantangan. Kita membutuhkan standar akuntansi yang komprehensif dan konsisten, yang mampu menangkap kompleksitas ekonomi sirkular sehingga akuntansi perlu beradaptasi dengan tuntutan ekonomi sirkular. Dengan mengukur dampak, menilai risiko, memastikan transparansi, dan mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan, akuntansi dapat membantu mendorong transisi ke ekonomi sirkular yang lebih adil dan berkelanjutan.(*)

 

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas