Scroll untuk baca artikel
media online pemkot-min (1)
Opini

Indonesia mengalami penurunan terhadap angka kemiskinan, Benarkah demikian?

1155
×

Indonesia mengalami penurunan terhadap angka kemiskinan, Benarkah demikian?

Sebarkan artikel ini
IMG 20230814 WA00031
Foto: Yuniati.

Juniati

(Aktivis Dakwah)

Turunnya angka kemiskinan di Indonesia dilihat dari data Badan Statistik. Pada Maret 2023 jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 262,6 ribu orang kalau dibandingkan 1 tahun yang lalu, setelah sebelumnya sempat meningkat akibat pandemi. Penurunan ini masih menggunakan standar ” purchasing power parity” ( PPP) pada tahun 2011 sebesar 1’9 dolar AS/hari, sedangkan standar PPP pada tahun 2017 sudah sebesar 2,15 AS/hari. (Kompas.id 22/07/2023)

Data perhitungan BPS sendiri tingkat kemiskinan adalah penduduk dengan penghasilan Rp. 550.458 per kapita perbulan. Sedangkan standar kemiskinan Bank dunia justru beda. Garis kemiskinan ekstrem menurut bank dunia adalah US$2, 15 dengan kurs Rp. 15.007 per dolar menurut bank dunia menjadi Rp. 967. 950 pek kapita per bulan. jika berdasarkan bank dunia maka penduduk indah yang miskin mencapai 40 persen. Ini bukanlah angka yang sedikit bahkan hampir setengah dari penduduk Indonesia.

Sebetulnya standar BPS maupun bank dunia itu sebenarnya juga berat. Gaji segitu dengan kehidupan serba mahal tentu tidak cukup mensejahterakan. Karena setiap fasilitas di negeri ini semua harus dibeli, seperti biaya pendidikan, kesehatan, listrik dan biaya-biaya lainnya.

Kemiskinan Tidak Kunjung Usai

Kemiskinan bukan menjadi hal yang baru lagi untuk dibahas, dari dulu sampai sekarang akan banyak kita temui banyak kasus kriminalitas terjadi, salah satunya terjadi akibat faktor kemiskinan, karena harus menanggung biaya hidup yang tidak murah.

Sebab Sistem Ekonomi di Indonesia menerapkan sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem ekonomi kapitalis asas yang diterapkan dalam mengatur ekonomi adalah ekonomi yang liberal. Kepemilikan umum hingga negara bisa dimiliki individu selama ia mempunyai modal

Bedasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), ketimpangan kepemilikan lahan pada 2013 mencapai 0,68. Jadi hanya sekitar 1% rakyat Indonesia menguasai 68% daya lahan. Bahkan sebanyak 3,3 juta Ha tanah Kalimatan dikuasai 25 konglomerat sawit pada 2017. (CNN Indonesia)

Dalam laporan Credit Suisse yang bertajuk Global Wealth Report 2018 menunjukkan bahwa 10 orang paling tajir di Indonesia menguasai 75,3% total kekayaan penduduk dewasa. Sementara 1% orang terkaya Indonesia mendominasi 46% total kekayaan penduduk dewasa. (Databoks.katadata.co.id 2028/11/09).

Ini menggambarkan tingginya angka ketimpangan kekayaan yang terjadi pada masyarakat. Rakyat biasa tentu hanya memperbutkan sisanya. Memperebutkan sisanya tentu sangat susah untuk sejahtera. Yang miskin makin miskin, yang kaya tambah kaya.Ditambah lagi lapangan pekerjaan yang susah ini nampak dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada sebanyak 7,99 juta pengangguran per Februari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.(CNN Indonesia. 05/05/2023)

Pemerintah juga masih belum menyediakan lapangan kerja yang cukup, serta berusaha meningkatkan gaji pekerja. Semua diserahkan pada individu masyarakat. Upah buruh tidak mencukupi untuk memenuhi kehidupan sehari-hari atau kebutuhan pokok pendidikan dan kesehatan yang semakin mahal akhirnya kemiskinan terus dialami banyak masyarakat.

Kehidupan yang mahal dalam sistem kapitalisme. Kebutuhan pokok mahal, BBM mahal, kesehatan dan pendidikan mahal. Naiknya gaji tidak sebanding dengan naiknya biaya hidup. Belum lagi biaya pendidikan anak yang setiap tahun selalu naik.

Artinya kemiskinan yang terjadi saat ini adalah kemiskinan yang tersistematis, inilah akibat penerapan penerapan sistem kapitalisme liberal, dimana SDA yang melimpah diserahkan kepada swasta. Dan fasilitas publik juga melibatkan pihak asing akibat fasilitas yang seharusnya gratis justru harus dibeli masyarakat dengan harga yang mahal karena dijadikan sebagai bisnis.

Mekanisme Islam Mengentaskan Kemiskinan

Islam mempunyai aturan yang sempurna, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk didalamnya urusan pemenuhan kebutuhan terhadap rakyatnya.

Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya” (HR. Al-Bukhari)

Ibnu umar r.a berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya, seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tangggung jawab dan tugasnya.

Pemimpin harusnya mengatur rakyat dengan penuh tanggung jawab bukan hanya karena pencitraan melainkan kewajiban yang kelak akan dihisab Allah dan dimintai pertanggungjawaban. Maka seorang pemimpin yang benar-benar mengurusi urusan rakyat adalah dasar takwanya kepada Allah SWT.

Mekanisme Mengentaskan kemiskinan dalam sistem Islam :

Pertama, kepemilikan dalam Islam dibagi menjadi kepemilikan Individu, umum dan negara.

Setiap individu masyarakat harus dijamin untuk dapat memenuhi kebutuhan sekunder semaksimal mungkin.Dan untuk kemilikan umum, maka diambil alih oleh negara

“Manusia bersekutu dalam kemilikan atas tiga hal: air Padang gembalaan dan api” (HR. Imam Ahmad).

Maka sumber daya alam yang melimpah seharusnya dikelola oleh negara, dan hasilnya didistribusikan kepada rakyat. Artinya fasilitas umum seperti listrik air pendidikan kesehatan yang mahal bisa didapatkan rakyat dengan murah bahkan gratis. Dengan demikian kepemilikan umum kembali kepada rakyat. Rakyat sejahtera tidak ada monopoli kekayaan serta penimbunan harta.

Islam melarang penimbunan harta. Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yangmenimbun barang, maka ia bersalah ( berdosa )” ( HR Muslim)

Jadi kekayaan yang ada tidak hanya dinikmati hanya segelintir orang saja, tetapi akan menyebar dengan adanya pengaturan di dalam Islam.

Kedua, Khilafah menyediakan lapangan pekerjaan dan membayar gaji yang pantas.

Dengan pengelolaan SDA secara mandiri oleh negara, otomatis akan banyak membuka lapangan pekerjaan dibanyak lini. Islam juga memberikan lahan mati untuk dikelola oleh rakyat, sehingga laki-laki yang produktif akan mudah untuk mencari pekerjaan.

Negara Islam juga memberikan gaji yang pantas, dimasa Umar, gaji pengajar/guru sebanyak 15 dinar merupakan angka yang luar biasa. 1 dinar setara dengan Rp 2.258.000,-. Artinya, Ketika Umar bin Khattab menjadi pemimpin gaji guru sebesar Rp. 33.870.000.

Maka seorang muslim yang taat akan sangat mudah untuk mencari nafkah untuk keluarga dan gaji yang cukup bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan sekunder di dalam kehidupannya.

Ketiga , Islam menjamin kebutuhan pokok, menggratiskan pendidikan, kesehatan.

Islam sebagai agama yang sempurna juga memiliki aturan mengenai pendidikan dan kesehatan. Dana yang digunakan diambil dari kepemilikan umum berdasarkan ijma sahabat.

Anggaran untuk fasilitas dan kebutuhan rakyat secara umum sudah di tentukan masing-masing, dan ditetapkan sebagai anggaran belanja negara.Apabila dana nya kurang maka ada Baitul mal sebagai pemasukan negara. Misalnya, pada era Khilafah Utsmaniyah, Sultan [Khalifah] Muhammad Al-Fatih (w. 1481 M) juga menyediakan pendidikan secara gratis. Di Konstantinopel (Istanbul) Sultan membangun delapan sekolah. Di sekolah-sekolah ini dibangun asrama siswa, lengkap dengan ruang tidur dan ruang makan. Sultan memberikan beasiswa bulanan untuk para siswa. Dibangun pula sebuah perpustakaan khusus yang dikelola oleh pustakawan yang cakap dan berilmu (Shalabi, 2004)

Jadi pengeluaran rakyat tidak akan besar karena kebutuhan pokok sudah terpenuhi, rakyat hanya akan memenuhi kebutuhan sekunder saja. Gaji yang diberikan oleh negara Islam yang pantas akan mampu untuk menafkahi keluarganya.

Islam ketika diterapkan secara sempurna akan membawa kesejahteraan. Dilandasi syariat, sehingga akan mudah untuk menjadikan individu yang taat di dalam sistem Islam. Kekhilafan Islam selama 13 abad berhasil membawa manusia menuju kesejahteraan. Maka sudah saatnya muslim ingin menerapkan Islam yang Utuh di dalam kehidupannya.(*)

No Slide Found In Slider.
Home
Adv
Kontak
Cari
Ke Atas