Dera Desma Putri
Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Bangka Belitung
Generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 dikategorikan sebagai generazi z atau biasa disebut gen z, pada kategori tersebut biasanya lebih rentan terhadap dunia yang berbau sosial media seperti pada saat ini. Generasi z ini selalu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi istilahnya gen z tidak pernah ingin ketinggalan zaman. Semua perkembangan atau berita maupun trend yang ada di sosial media pasti wajib untuk para gen z ini tahu karena keingintahuan yang tinggi hal ini dikenal dengan istilah FOMO (Fear of missing out), FOMO adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang merasa takut tertinggal sesuatu atau takut ketinggalan zaman. Anak kelahiran 97 sampai tahun 2000an ke atas merasakan kecemasan terhadap fomo karena sifat yang selalu ingin mencari tahu semua berita terkini dan banyak juga yang selalu mengikuti trend-trend di media sosial.
Orang-orang yang merasakan FOMO akan terus merasa cemas di dalam dirinya jika melewati satu hal saja rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan bahwa orang lain selalu menjalani kehidupan mereka lebih baik, selalu bersenang-senang atau mengalami hal-hal yang baik. Salah satu penyebab FOMO adalah ketergantungan terhadap sosial media, ketergantungan ini membuat diri kita selalu membandingkan dengan orang lain banyak aplikasi yang bisa di akses untuk menerima jutaan informasi diluar sana seperti aplikasi yang sedang trend saat ini dan digemari oleh banyak pengguna media sosial terutama gen z yaitu tiktok. Aplikasi tiktok membuat kita mudah menerima berbagai informasi dan trend-trend terkini, inilah yang semakin membuat para generasi z semakin merasakan ketergantungan terhadap sosial media.
Perasaan FOMO dapat terjadi di semua kalangan umur dan gender. Orang –orang yang mengalami FOMO selalu merasa bahwa hidupnya rendah tidak seperti orang yang dilihat di media sosial, padahal belum tentu yang di publikasikan di media sosial adalah keadaan yang sesungguhnya. Namun seseorang yang merasa FOMO terus mengkonsumsi media sosial sebagai asupannya, gejala-gejala FOMO diantaranya:
- Mementingkan media sosial daripada kehidupan real yang mengakibatkan munculnya rasa iri terhadap kehidupan orang lain.
- Selalu ingin tahu tentang kehidupan orang lain.
- Membeli barang-barang diluar batas kemampuan sebenarnya agar tidak ingin terlihat ketinggalan zaman.
- Selalu ingin mencari tahu berita atau trend terkini .
- Merasa cemas jika orang lain lebih mengetahui berita atau trend terkini dan merasa bahwa dirinya ketinggalan zaman.
Banyak gen z dengan rentang tahun 2000an keatas terkena dampak dari rasa FOMO ini, karena kebiasaan gen z yang selalu menggantungkan dirinya pada sosial media contohnya pada saat bangun tidur hal yang akan dilakukan oleh kebanyakan orang termasuk gen z adalah membuka ponselnya, mengecek sosial media. Membuka sosial media untuk melihat berbagai aktivitas dan kehidupan orang lain membawa keinginan untuk berada di posisi orang tersebut, laporan dari data statistic pada tahun 2020, menyatakan bahwa pengguna media sosial di kalangan remaja dengan usia 18-24 tahun menduduki peringkat kedua di Indonesia, dengan persentase laki-laki sejumlah 16,1% dan perempuan 14,2% mka dari itu gen z rentan mengalami FOMO.
Kenali dampak negatif dari FOMO
Pertama seseorang yang merasa FOMO akan mengalami gangguan mental atau psikologis, mengapa? Karena seseorang yang cenderung menganggap dirinya kurang dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain akan membuat cenderung selalu berpikir bahwa dirinya tidak bisa seperti orang-orang yang dilihat dari media sosial, kebanyakan orang akan mempublikasikan kehidupan yang mewah nah hal inilah yang memicu seseorang yang merasa FOMO untuk terus bisa agar seperti orang yang mempunyai kehidupan yang mewah, sedangkan ia merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk mengikuti gaya hidup orang tersebut. Maka dari itu hal-hal tersebut dapat mengganggu pikiran orang yang merasa FOMO dan membuat mereka cenderung merasa overthinking.
Selanjutnya menimbulkan kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan menurunkan rasa percaya diri, unggahan orang lain di sosial media mungkin terkadang membuat seseorang yang FOMO sering merasa insecure atas pencapaian orang lain dan kian menganggap dirinya kurang. Kecemasan terhadap FOMO ini juga dapat menyebabkan produktivitas terganggu, jika sudah di tahap merasakan FOMO maka ponsel akan selalu dalam genggamannya seolah-olah membuat seseorang menjadi lupa diri dan merasa mempunyai dunia sendiri sehingga lupa terhadap aktivitas-aktivitas yang seharusnya dilakukan. Hal ini juga membuat seseorang kurang berkonsentrasi saat belajar atau bekerja sehingga membuat prestasi dan produktivitasnya menurun.
Tips mengatasi FOMO
- Membatasi penggunaan gadget.
- Berusaha untuk menghargai diri sendiri agar tidak iri atas kehidupan orang lain.
- Selalu meyakinkan bahwa apapun pencapaian yang diperoleh diri sendiri akan membuat bahagia nantinya.
- Mencoba lebih fokus pada dunia nyata bukan dunia maya.
- Memprioritaskan waktu sebaik mungkin.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan gen z terhadap FOMO memang banyak menimbulkan dampak negatif seperti gangguan mental atau psikologis, susah tidur, kecemasan berlebihan, dan menganggu produktivitas. Ketergantungan terhadap sosial media membuat seseorang yang merasa FOMO akan selalu membuat dirinya merasa kurang dan iri atas kehidupan orang lain cara untuk mengatasi FOMO adalah dengan membatasi penggunaan media sosial, prioritaskan waktu, focus kepada dunia nyata, dan selalu bersyukur atas pencapaian yang sudah di capai oleh diri sendiri.(*)