INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Data masyarakat miskin di Bangka Tengah berbeda antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Dinas Sosial.
Data masyarakat miskin yang dikeluarkan BPS mencapai 5,8 persen atau sekitar 10 ribu jiwa. Namun data dari Dinas Sosial Bangka Tengah justru lebih banyak hampir enam kali lipat yakni 57 ribu jiwa.
Kabid Penanggulangan Kemiskinan dan Kepala Si Lakso Robi mengatakan jumlah tersebut lebih banyak dikarenakan pihaknya memasukan data rentan miskin dan masuk dalam data penerima bantuan.
“Kategori di kita ada 4 tingkatan bagi masyarakat yang menerima manfaat, yakni kategori sangat tidak mampu, tidak mampu, kurang mampu dan rentan tidak mampu yang menerima manfaat atau bantuan dari pemerintah,” jelasnya di Koba, Rabu (17/7/2024).
Ia melanjutkan data masyarakat miskin di Juli 2024 mengalami peningkatan ke 57 ribu yang mana pada tahun sebelumnya diangka 56 ribu jiwa.
“Data ini berubah-ubah karena memang masyarakat rentan dan hampir miskin kami bantu. Hal itu kami lakukan untuk membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat, ” ujar Robi.
“Terus ada beberapa faktor yang mempengaruhi data yakni inflasi, pindah jiwa, meninggal dan sudah mampu, ” lanjutnya.
Robi juga menegaskan, semua masyarakat yang mendapat bantuan dan manfaat tidak mungkin tumpang tindih karena ada si Lakso dan PSM serta desa yang memberikan data secara verifikasi secara langsung.
“Jadi semua masyarakat penerima manfaat kami tegaskan tidak ada yang tumpang tindih karena semua diverifikasi dan data satu pintu di Lakso, ” tegasnya.
Robi berharap, Dinsos dan si Lakso mampu mengurangi beban masyarakat Bangka Tengah sebagai pelayan masyarakat.