Scroll untuk baca artikel
Bangka Tengah

Tokoh Agama Bateng Tolak Pernyataan Mehoa Untuk Bentuk Asosiasi Arak

249
×

Tokoh Agama Bateng Tolak Pernyataan Mehoa Untuk Bentuk Asosiasi Arak

Sebarkan artikel ini
b4fb0da5 0d59 4f50 96cb 9e187399c205 169
Foto: ist

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Pernyataan Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa yang mendorong pemerintah daerah untuk membentuk asosiasi produsen arak ditentang oleh tokoh agama setempat.

Salah satunya, Ustadz Huzaifah. Ia mengatakan pernyataan tersebut seharusnya tidak perlu dilontarkan karena akan menjadi polemik ditengah masyarakat.

“Kalau sampai dibuat asosiasi saya rasa tidak perlu dan akan mengakibatkan gejolak dimasyarakat,” ucapnya kepada intrik.id, Jumat (9/9/2022).

Menurutnya, pernyataan Mehoa terlalu memberikan gejolak baru untuk masyarakat Bangka Tengah yang sekarang memang sedang bergejolak.

“Sekarang masyarakat sedang sensitif, jangan ditambah lagi,” ungkap Huzaifah.

Ia menjelaskan, selama ini arak tidak pernah menjadi masalah di Bangka Belitung ini lantaran sikap toleransi yang sangat tinggi dilakukan oleh masyarakat.

“Gak ada yang larang, selama ini arak yang digunakan umat lain untuk beribadah, obat, budaya dan ritual lainnya asal tidak dijual bebas dan lainnya. Sama kayak minuman beralkohol juga. Yang jadi masalah, kalau arak legal otomatis yang lain legal,” jelasnya.

“Kalau islam larang semua, minuman beralkohol dan memabukan tidak boleh. Tapi ada toleransi yang tinggi antar umat beragama lainnya. Tidak akan jadi masalah selama itu dilakukan secara pribadi agama lain, diam-diam dan tidak diperjualbelikan secara bebas. Jika terjadi maka dalam hukum islam kita wajib bertindak,” pungkasnya.

Huzaifah menegaskan, dirinya sangat menolak jika dibentuk asosisasi produsen arak dan yang sejenisnya.

“Saya sangat menolak ada pembentukan asosiasi produsen arak, pabrik minuman beralkohol dan lainnya. Pakai yang lama aja, arak masih bisa dikonsumsi umat lain dan tidak diproduksi dalam jumlah besar agar saling menjaga toleransi kita selama ini demi menjaga adat, toleransi, gejolak dimasyarakat dan keamanan bersama,” tegasnya.

Baca Juga:  Sudah 10 Tahun Dermaga Dusun Tanah Merah Terbengkalai, Warga: Dulu Ramai Wisatawan

Huzaifah berharap, ini tidak menjadi ketersinggungan di masyarakat karena isu ini terlalu sensitif.

“Kita kurangilah gejolak dimasyarakat. Saya tidak mau menyinggung siapapun atau umat manapun. Saya mohon maaf jika ada kata yang salah. Pastinya saya berharap kita semua selalu rukun seperti yang sekarang ini,” tutupnya. (Erwin)

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas