Scroll untuk baca artikel
Bangka Tengah

Pertumbuhan Ekonomi di Bangka Tengah Alami Perlambatan

99
×

Pertumbuhan Ekonomi di Bangka Tengah Alami Perlambatan

Sebarkan artikel ini
IMG 20240913 WA0001
Foto: Kepala Bappeda Bangka Tengah, Joko Triadhi.

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH– Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) memprediksi tahun 2024 ini akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, berkisar 0,5 hingga 1 persen.

Hal ini diungkapkan Kepala Bappeda Bangka Tengah, Joko Triadhi kepada awak media pada Kamis, (12/9/2024) di kantornya.

“Untuk tahun 2024, kami memperkirakan akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, kalau tahun 2023 kita mengalami pertumbuhan 5,16 persen, sedangkan untuk tahun ini kita perkirakan tumbuhnya diangka 0,5 sampai 1 persen,” ungkapnya.

Dikatakam Joko, pertumbuhan ekonomi ini untuk tingkat Kabupaten, biasanya diukur setahun sekali, sedangkan di Provinsi diukurnya per triwulan, setiap 3 bulan sekali dihitung pertumbuhannya.

“Melihat angka pertumbuhan provinsi yang di triwulan II kemarin hanya tumbuh 1,03 persen, maka kami perkirakan Bangka Tengah, juga sedikit dibawah angka tersebut,” terangnya.

Kata Dia, antara data di Provinsi dengan Kabupaten ada korelasi, karena sumber pertumbuhan, baik yang di Provinsi dengan Kabupaten/Kota relatif sama.

“Kita ini masih sama-sama bergantung pada sektor pertambangan industri pengolahan, dalam hal ini Kelapa Sawit, kemudian pertanian/perkebunan, yang saya rasa kita juga terimbas dari kondisi perkebunan sawit yang saat ini hasil produksinya relatif berkurang,” tuturnya.

Menurut Joko, harus diakui bahwa Bangka Tengah masih sangat bergantung terhadap sektor pertambangan.

“Kalau kita melihat, suka tidak suka, harus kita akui Bangka Tengah masih bergantung pada sektor pertambangan, PDB kita kurang lebih 11 hingga 12 persen kontribusinya,” terangnya.

Joko menyebut, sektor pertambangan mempunyai dampak dan korelasi dengan sektor yang lainnya. Seperti industri pengolahan misalnya, ketika pertambangan tidak jalan, maka pengolahan juga sama.

Sehingga, korelasi-korelasi tersebut juga berimbas ke sektor perdagangan yang berkontribusi paling tinggi terhadap PDB dengan nilai sekitar 17 persen.

“Ketika dua sektor yang cukup banyak diusahakan masyarakat tidak berjalan baik maka perdagangan akan turun, karena permintaan akan barang dan jasa berkurang,” pungkasnya.

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas