INTRIK.ID, BANGKA TENGAH– Nelayan Kota Koba, Kabupaten Bangka Tengah keluhkan adanya pendangkalan sungai Berok sehingga menyulitkan untuk berlabuh usai melaut.
Sungai ini merupakan jalur nelayan keluar masuk laut dimana Kelurahan Berok merupakan pionir Kampung Nelayan Merah Putih di Kota Koba ini.
Hal itu memicu kerugian bagi nelayan yang pulang melaut yang membuat ikan tangkapan tidak segar lagi karena menunggu air pasang yang cukup lama untuk kembali berlabuh dan menjual hasil tangkapannya.
Ed misalnya, nelayan Berok itu sering mengeluhkan hasil tangkapannya yang sudah tidak fresh karena pulang saat air sedang surut dan tidak bisa berlabuh.
“Kamikan gak tentu pulangnya. Kalau dapat banyak ya langsung pulang. Tapi pas pulang kapal kandas karena air surut dan sungai berok ikut surut. Padahal dulu tidak begitu, ” ujarnya kepada intrik.id, Senin (27/10/2025) di Berok.
Ia melanjutkan, jika sungai Berok dulunya adalah sungai yang dalam dan bahkan kapan besar bisa lewat dan berlabuh. Namun sekarang, sungai Berok sudah mengalami pendangkalan dan perlu di normalisasi.
“Dulu kapal besar bisa lewat saat pasang atau surut tapi sekarang gak bisa. Ini yang membuat tangkapan kami biasanya tidak fresh lagi karena kalau mau berlabuh harus nunggu pasang, ” ungkapnya.
Ia mengutarakan, pihaknya sudah menyampaikan langsung hal itu kepada Lurah, Bupati, Dinas Perikanan sampai dengan Anggota DPR RI.
“Sudah kami sampaikan kendala kami. Cuma memang ada proses. Alhamdulillah memang ada tanggapan positif. Jadi kami masih menunggu, ” tandasnya.
Di sisi Lain, Wakil Bupati Bangka Tengah Efrianda mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kementerian kelautan dan badan wilayah sungai untuk mengatasi masalah nelayan tersebut.
“Kami sudah koordinasi untuk mengatasi pendangkalan ini. Katanya ada pengerukan nanti dari BWS (Badan Wilayah Sungai) namun teknis tanya ke PU (Dinas Pekerjaan Umum) kita ya, ” tuturnya.





