INTRIK.ID, BABEL — Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfasilitasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara pelaku usaha dari Bangka Belitung dengan pelaku usaha dari Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyuwangi.
Kerjasama ini melalui skema Business to Business (B2B) dalam bentuk misi dagang untuk menjamin ketersediaan pasokan komoditas bawang merah dan aneka cabai di wilayah Bangka Belitung.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy menyampaikan bahwa inisiatif KAD ini merupakan perwujudan dari strategi pengendalian inflasi, khususnya dalam upaya menjaga Ketersediaan Pasokan (K1) dan Keterjangkauan Harga (K2).
“Langkah ini menjadi sangat krusial mengingat produksi komoditas pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” ungkapnya.
Rommy menambahkan pasokan bawang merah dan aneka cabai dari sentra produksi seperti Brebes dan Banyuwangi masih tetap diperlukan.
“KAD ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPID) pada tanggal 31 Januari 2025 yaitu menjaga inflasi harga bergejolak (volatile food) dalam rentang 3 hingga 5 persen,” ujar Rommy.
Plt. Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang mewakili Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmin menyampaikan bahwa KAD B2B dalam bentuk misi dagang ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan bersama antara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Lebih jauh, Tarmin menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah daerah bersama Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas pasokan bahan pangan.
“Bentuk konkrit kerja sama yang disepakati dalam KAD ini mencakup pengiriman cabai dari UD Restu Bumi (Banyuwangi) kepada Toko Dayat Cabe (Pangkalpinang), dengan volume mencapai 25 ton per bulan mulai Juni hingga Desember 2025. Di samping itu, disepakati juga pengiriman bawang merah dari PT. Sumber Bawang Indotrading (Brebes) ke Sumber Bawang (Pangkalpinang), dengan kuantitas hingga 75 ton per bulan dalam periode yang sama”, ujarnya.
“Meskipun sudah terjalin kerja sama antara daerah, pelaku usaha tetap diimbau untuk mengutamakan hasil produksi lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan dan swasembada di daerah sendiri,” lanjut Tarmin.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan KAD ini, juga digelar Focus Group Discussion (FGD) dan Capacity Building mengenai upaya pengendalian inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menghadirkan narasumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Ke depan, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjamin ketersediaan pasokan pangan dan menjaga stabilitas harga di Bangka Belitung, tetapi juga membuka peluang kerja sama antar daerah yang lebih luas, termasuk dalam sektor investasi dan pariwisata. (*)