INTRIK.ID, BANGKA TENGAH — Lurah Berok, Teguh Prabowo berikan waktu tiga hari bagi penambang timah di kawasan Punguk, Kenari hingga Merbuk untuk membereskan seluruh peralatannya.
Hal itu disampaikannya langsung ke penambang di lokasi lantaran adanya penolakan dari warga, Kamis (4/4/2024).
“Tolong semua penambang yang ada disini mulai hari ini sudah mulai dibereskan semua ponton dan alat tambangnya. Kalau masih ada kami akan tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.
Bahkan saat tiba di lokasi, para penambang sempat tidak mempedulikan himbauan tersebut meskipun sudah didampingi aparat kepolisian dan Babinsa.
Tampak puluhan penambang jenis tungau atau upin ipin hingga tower tetap asik melakukan aktivitasnya mencari timah.
“Tolong semua kumpul dan semua berhenti menambang ada himbauan yang akan sampaikan. Tolong segera, mengingat kami puasa dan tidak mau terlalu menggunakan amarah,” tegas Teguh.
Ia juga menjelaskan, ini adalah komitmennya bersama warga agar tidak melakukan tindak anarkis serta menjalankan sesuai prosedural dengan perlindungan hukum yang jelas.
“Kalau warga sudah geruduk saya mau gimana. Intinya wilayah ini adalah wilayah pemukiman. Kalau kedepannya jadi penambangan rakyat ya kami juga ikut. Kami mematuhi hukum. Kalau mau menambamg maka kami lah yang seharusnya dari dulu melakukan,” ujarnya.
“Terus tadi saya tanya katanya yang nambang dari Simpang Jongkong, Pangkalpinang dan daerah luar Berok. Ini sebenarnya tragis,” lanjutnya.
Teguh mengatakan penambang di lokasi eks PT Kobatin tersebut kian bertambah seiring waktu sehingga semkin membuat warga resah.
“Awalnya cuma 6 dan gak ada alat tambang kecil. Tapi ini rajuk capai 20 ditambah dengan yang dirakit. Terus, yang TI kecil mencapai belasan. Banyak sekali ini dari yang pertama. Intinya ini himbaun kedua dan terakhir. Dan mulai hari ini sudah berberes dan kami kasih 3 hari. Kalau masih ada yang melanggar, mohon maaf akan kami tindak tegas,” tegasnya.
Sementata itu, salah satu penambang mengaku jika ada keterlibatan dari oknum aparat serta panitia berinisial D yang terlibat dalam koordinasi yang ada.
“Yah kami cuma mau nambang. Katanya aman. Ada aparat dan D yang ngelindungi. Makannya kami kesini nambang,” jelasnya kepada warga.