INTRIK.ID, BANGKA SELATAN – Warga Toboali, Bangka Selatan beberapa bulan terakhir hanya makan singkong atau ubi rebus untuk bertahan hidup.
Salah satunya, Jakaria. Ia mengaku mengkonsumsi singkong karena faktor ekonomi yang semakin terpuruk ditambah sulitnya mencari uang untuk membeli kebutuhan pokok lainnya.
Ia bahkan mengaku singkong yang dikonsumsinya bukan hasil tanam sendiri ataupun membeli namun diberi oleh orang lainnya karena kasihan.
“Susahnya pekerjaan di Toboali, sebagian besar warga lainnya juga memakan ubi rebus karena tidak mampu lagi beli beras agar tidak kelaparan,” ungkapnya, Kamis (06/02/2025).
Selain tak ada penghasilan tetap ataupun pekerjaan, faktor kenaikan bahan kebutuhan pokok membuat kondisi ekonominya semakin terpuruk.
Jakaria berharap pemerintah bisa mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat terutama bagi warga yang kurang mampu.
“Mudah-mudahan ada solusi dalam waktu dekat ini, pemerintah harus bergerak cepat mengatasi masalah ini, bukalah lapangan pekerjaan seluas mungkin untuk membantu warga kurang mampu,” ujarnya.
Jakaria mengaku sudah dua bulan ini mengkonsumsi singkong tersebut. Ia bahkan meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi ekonomi warganya bukan hanya mempercantik wajah kota.
“Pemerintah harus mengambil langkah cepat untuk peduli kepada masyarakat yang kurang mampu, apalagi kaum dhuafa, kasianilah kami yang tidak mampu bersaing dengan yang sudah mampu,” ucapnya.
Sementara itu terpisah, salah satu warga Toboali, Munif mengatakan sulitnya ekonomi saat ini diperparah dengan langkanya gas elpiji 3kg.
“Sudah banyak mafia di Toboali, kasihan kami yang kurang mampu, apalagi yang mau diusahakan, kecuali berharap kepada pemerintah, karena kami tidak punya apa-apa,” pungkasnya.(AA)