INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Koba jalur zonasi mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.
Panitia PPDB SMAN 1 Koba, Syafriyanto Putra mengatakan saat ini pihaknya tidak menggunakan Google Earth lagi dalam menentukan zonasi calon siswanya.
“Saat ini kita hanya melihat KK, alamat, nilai dan juga umur untuk penerimaan tahun ini. Jadi gak bisa hanya dekat saja,” ungkapnya, Kamis (30/6/2022).
Ia mengatakan seluruh penerimaannya akan diverifikasi dengan teliti berdasarkan prosedur yang ada agar tidak ada kecurangan.
“Kami ada tahap verifikasi, jadi gak akan ada namanya kecurangan, titipan dan juga yang lainnya. Semuanya murni sesuai prosedur yang ada,” tegas Syafri.
Ia juga mengatakan tahun ini pihaknya akan menerima 70 persen siswa baru jalur zonasi dimana dan dibagai lagi menjadi tiga zona.
“Zona 1 dan zona 2 untuk kecamatan Koba, penerimaannya 85 persen, zona 3 untuk daerah Kulur-Belimbing sebanyak 15 persen,” jelasnya.
“Dari total keseluruhan penerimaan yang sebelumnya sudah dibuka pendaftaran tahap afirmasi dan prestasi yang sudah diterima sebanyak 25 persen atau 29 orang. Dan untuk mutasi biasanya jarang ada dengan kuota 5 persen. Jika nanti tidak ada kita akan masukan kuota ke Zonasi dan Afirmasi,” tambahnya Syafri.
Pendaftaran jalur zonasi sendiri sudah dimulai sejak 28 Juni berakhir 1 Juli 2022 dan langsung divalidasi serta verifikasi data hingga 4 Juli 2022.
Sementara untuk pengumuman siswa yang masuk akan dilakukan pada 7 Juli 2022.
Salah satu calon siswa, Fransico (15) mengaku sempat kesulitan dalam mengisi form pendaftaran PPDB SMA.
“Tadi beberapa kali ulang upload. Sempat kesulitan tapi sudah aman. Sudah terdaftar dengan baik dan pasti keterima,” alumni SMP Stania yang berasal dari Gang Listrik Koba itu.
Orang tua siswa lainnya, Via (38) mengaku kaget karena sempat mendapat kabar anaknya Joni tidak diterima di SMAN 1 Koba.
“Saya kesini ujan-ujan karena ada temennya bilang anak saya gak dapet disini (SMAN 1 Koba-red) dan suruh daftar lagi. Langsung saya cari anak saya untuk kesini cepat-cepat. Pas kesini ternyata belum pengumuman,” ucapnya.
Ia juga berharap anaknya diterima di SMAN 1 Koba karena ia tidak mau anaknya putus sekolah seperti orangtuanya.
“Saya gak mau nanti anak saya malah gak sekolah gara-gara gak dapat si SMAN 1 Koba ini. Dia pengen banget sekolah disini, selain deket emang bagus, negeri lagi. Saya berharap sekali anak saya bisa lanjut disini,” harap Via.(Erwin)