Oleh: Supriatin S.E (Aktivis Dakwah Islam)
Sebetulnya di Bangka Belitung sudah sering penangkapan pemuda yang hendak tawuran.
Pemuda adalah harapan untuk perubahan dimasa depan. Ditangan pemuda, dalam sejarah banyak perubahan besar terjadi. Namun sayang, ketika pemuda banyak yang menjadi pelaku kriminalitas, apakah generasi yang tak mampu menjadi role mode seperti ini bisa menjadi harapan masa depan bangsa?.
Pemuda memiliki potensi besar dan potensi itu seharusnya dioptimalkan dalam kebaikan.
Nah kalau kita melihat fakta. Mengapa kriminalitas dikalangan pemuda berulang?
Ternyata semua ini buah penerapan sistem sekuler kapitalis. Dimana, sistem ini lah yang menjadi faktor pemicu kriminalitas yang dilakukan pemuda. Diantaranya lemahnya kontrol diri para pemuda. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti aturan agama. Pemuda paham agama akan mudah untuk kontrol diri. Namun sungguh disayangkan, banyak pemuda dalam sistem saat ini, yakni sekuler kapitalis jauh dari agama. Karena memang sistem ini menafikan peran agama. Sehingga wajar, jika saat ini banyak pemuda yang lemah kontrol diri.
Belum lagi masalah krisis identitas. Hal ini pun telah mengidap banyak pemuda saat ini. Mereka tidak tau siapa diri mereka sebenarnya. Sistem sekuler kapitalis telah membutakan para pemuda untuk mengenali diri mereka sesungguhnya. Menyebabkan mereka tidak tahu dari mana mereka berasal, untuk apa mereka hidup didunia ini, lalu kemana mereka kelak setelah maninggal. Karena memang sistem ini bertujuan untuk menghilangkan jati diri seorang muslim dari agamanya. Mereka boleh beragama tapi tidak boleh menjadikan agama sebagai panduan hidup mereka, yang artinya agama hanya hitam diatas putih, namun jangan menjadikan agama mengakar dalam jiwa, nampak dalam perbuatan individu, bermasyarakat dan bernegara. Hal inilah yang diinginkan dalam sistem sekuler kapitalis. Sehingga banyak pemuda yang tidak bangga dengan jati dirinya sebagai seorang muslim serta enggan mengambil aturan islam sebagai pedoman hidup.
Tidak dapat dipungkiri keluarga menjadi tempat pertama bagi para pemuda untuk tumbuh kembang serta membentuk karakter. Namun dalam penerapan sistem sekuler kapitalis meniscayakan disfungsi keluarga dalam membentuk karakter anak. Karena beban ekonomi dalam sisten kapitalis telah menjadikan keluarga banyak masalah. Diantara masalahnya orang tua yakni ibu dan bapak, sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang serba mahal. Mulai dari sandang, pangan dan papan serta pajak, pendidikan dan kesehatan, dll. Dengan sibuknya kedua orang tua menjadikan anak kurang perhatian, anak mudah terjerumus dalam tindakan kriminal. Padahal selain materi anakpun membutuhkan kasih sayang, perhatian, yang nama semua itu tidak kalah penting dari materi. Namun sayang penerapan sistem sekuler kapitalis telah banyak menimbulkan problem dalam keluarga. Belum lagi kasus maraknya perselingkuhan, kekerasan dalam rumah, ibu/ayah yang terlibat kemaksiatan, misalnya judi online, pinjaman online dll. Semua ini karena penerapan sistem sekuler kapitalislah yang telah merusak fungsi keluarga.