Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera
Yahudi Pesek adalah julukan bagi mereka meniru atau berusaha menjadi Yahudi baik perbuatan, sifat, atau sekedar mendukung langkah-langkah orang Yahudi. Jika pembaca mengingat kembali atau menyaksikan ulang terdapat sekelompok manusia di belahan dunia Palestina saat yang sedang berusaha mencaplok tanah oleh bangsa yang disebut Yahudi, itu lah maksudnya mendukung langkah-langkah Yahudi. Adapun pesek, khususnya dalam artikel ini adalah menunjuk mereka yang secara fisik berlawanan atau kontras dengan Yahudi namun mendukung langkah-langkah Yahudi tersebut.
Ciri-ciri Yahudi dalam al-Qur’an bahwa mereka gemar berkata (menyuruh) untuk melakukan perbuatan baik atau kebenaran namun justru mereka melupakan diri mereka sendiri. Meski hal ini termasuk hal yang sangat dibenci Allah juga Mukmin kebanyakan namun ada saja yang mengikuti jejak yang terkategori Ahli Kitab ini dari kelompok Yahudi Pesek tersebut.
Kemudian masih sekitar Ahli Kitab, yang disebut mempunyai sikap di antaranya ada dua, pertama adalah mereka suka menutupi kebenaran dan kedua mereka suka mencampur adukkan kebenara dan kejahatan. Hal ini bukan sekedar tudingan al-Qur’an, dalam kehidupan sehari-hari didapati berbagai problema yang dihasilkan diantaranya dari berbagai tindakan makar atau tipu daya, dan ini kemudian banyak dilakukan juga oleh para pengikut tidak terkecuali dari kalangan dusebut Yahudi Pesek di atas.
Ciri yang kemudian menjelma fenomena ini kini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan untuk mengolah dunia seperti sumber daya alam dan kemampuan baik olah pikir dan fisik manusia secara keras, dalam konteks cinta dunia. Ciri selain melekat pada kaum musyrikin, juga lekat bahkan melebihi mereka yaitu Yahudi.
Dua ciri selanjutnya yang identik dengan kaum Yahudi adalah membunuh para Nabi dan melakukan praktik riba yang jelas-jelas terlarang untuk mereka lakukan. Kebiasaan ini turun temurun ke keturunan mereka dan yang disebut di atas dengan para pengikut jejak Yahudi terhadap para Ulama’ atau rahib mereka.
Pembunuhan dapat secara langsung sebagaimana dialami nabi Zakariya dan Yahya dalam Kisah Israiliyyat, juga juga dapat berupa psikis sebagaimana usaha yang mereka lancarkan secara terus-menerus kepada Nabi Musa ‘Alaihis-salaam sampai-sampai terucap perkataan Beliau “hai kaumku mengapa kalian menyakitiku?”
Begitu pun praktik riba semakin berkembang dan varian serta caranya juga semakin beragam yang menjadikan proses ribawi terjadi. Dalam kajian tentang riba yang dipertentangkan dengan perdagangan, terdapat banyak bentuk riba, yang jelas merupakan dosa sangat besar namun banyak dipraktikkan dan ternyata banyak pengikutnya, termasuk dari kalangan sebagaimana yang disebut Yahudi Pesek.
Bersegera kepada permusuhan dan perbuatan dosa merupakan ciri yang disampaikan terhadap Yahudi yang juga mulai fenomenal di kalangan Yahudi Pesek. Tidak ada kebaikan terhadap hal terlarang oleh Allah juga kebenaran, maka sikap takwa senantiasa untuk diketengahkan menjadi cara hidup daripada perbuatab dosa dan permusuhan. Sebab jalan takwa adalah terbaik, sebab Allah tidak melihat fisik kita, sebab Allah melihat hati dan amal kita sebagaimana yang disampaikan dalam Hadits Nabi, maka senantiasa mengikuti kebenaran yang disyari’atkan Allah dalam Islam adalah yang terbaik, “inshaaAllah!”