INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Oknum wartawan di Bangka Tengah diamankan pihak kepolisian setelah meminta uang ke sekolah-sekolah, Rabu (22/1/2025).
Aksi wartawan yang berjumlah dua orang itu berakhir setelah dilaporkan oleh Kepala SD 10 Koba, Paroki yang memang sudah mendapatkan informasi dari rekannya di sekolah lain.
“Awalnya teman-teman yang menginfokan bahwa ada dua orang yang mengaku wartawan dan disuruh biarkan saja. Tapi saya gak mau, saya langsung lapor kanit reskrim polsek Koba Aiptu. Doni,” ungkapnya.
Paroki mengatakan kedatangan dua oknum wartawan itu meminta uang dengan dalih ingin melakukan sosialisasi tentang kawasan bebas tanpa asap rokok.
“Mereka ini datang mau sosialisasi kawasan tanpa asap rokok tapi tak dilakukan, malah minta uang. Parahnya, dikasih 50 ribu minta tambah. Terus kawan saya kepala SD 11 Penyak, ngasih 200 ribu dibilang 900 ribu. Inikan jadi pertanyaan. Terus juga, mereka ini bilang minta bantu tapi seperti memeras kawan-kawan kepala sekolah, ” lanjutnya.
“Saya khawatir sekolah-sekolah lain diminta lebih besar atau mereka sengaja menambahkan uangnya agar sekolah lain merasa gak enak jadi ngasih besar. Jadi ini sudah modus yang diduga operandi dan diduga pemerasan, ” lanjut Paroki.
Warga Arung Dalam itu berharap kasus itu bisa ditangani dengan bijak sehingga tidak menimbulkan keresahan dan merugikan banyak orang.
“Saya belum jadi korban karena punya nomor kanit reskrim polsek. Intinya saya berharap Kapolres bisa menyelesaikan masalah ini. Karena kalau ini dibiarkan akan banyak korban,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Aiptu. Doni selaku Kanit reskrim Bangka Tengah membenarkan adanya dua orang wartawan yang berpindah dari sekolah ke sekolah lainnya untuk meminta bantuan berupa uang.
“Benar, kami sudah amankan dua orang yang mengaku wartawan yang mau melakukan sosialisasi dan meminta uang operasional peliputan. Saat ini sudah kami serahkan ke Polres Bangka Tengah untuk penyidikan lebih lanjut, ” tutupnya.
Sementara salah satu oknum wartawan, D mengakui perbuatannya tersebut dimana uangnya untuk operasional peliputan.
“Iya bang, kami wartawan daerah Sumbagsel. Kami terdata di media-media yang kami sebutkan. Kami cuma mau sosialisasi tentang kawasan asap rokok dan juga nanya tentang dana BOS. Dan kami memang meminta bantuan biaya ke sekolah-sekolah untuk operasional kami meliput,” ungkapnya.