iNTRIK.ID, BANGKA SELATAN – Angka kasus HIV di Bangka Selatan terus meningkat dari angka 33 kasus menjadi 38 hingga September 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan meningkatnya penderita HIV disebabkan adanya imigrasi perpindahan dari kota lain ke Bangka Selatan dan kemudian menularkan ke warga.
“Ini menjadi perhatian serius kami. Untuk langkah serius, kita terus melakukan pengecekan kelapangan dan Pukesmas se-Bangka Selatan,” ungkapnya, Rabu (13/9/2023).
Dalam pencegahannya, ia mengatakan setiap ibu hamil diwajibkan untuk cek HIV.
“Kendala kami adalah tidak bisa memaksa masyarakat untuk melakukan pemeriksaan screening HIV Spilis,” lanjut Agus.
Ia mengatakan ada beberapa gejala yang ditimbulkan bagi penderita HIV yakni penurunan berat badan, diare dan kencing terus menerus, batuk mengarah ke TBC hingga penyakit gula.
“Didua tahun pertama tidak ada gejala, kepada masyarakat yang sudah melakulan sex bebas dan yang mengkonsumsi narkoba silahkan datang ke Pukesmas untuk tes HIV secara sukarela,” lanjutnya.
Agus juga menyarankan agar masyarakat yang terinveksi HIV diharus konselin dengan petugas kesehatan dengan giat dan melakukan pengobatan rutin.
“Kalau warga luar daerah yang terinfeksi HIV, pasti kami pulangkan, yang warga sini kami akan melakukan pemgobatan rutin,” tegasnya.
“Untuk masyarakat, wajib berhati hati terutama yang berhubungan sexsual dan narkoba, dan harus berprilaku hubungan sexsual sehat,” cetus Agus.
Meskipun berbahaya, ia mengingatkan bahwa penderita HIV tidak perlu dijauhi dan justru harus di support karena tidak ada obat yang bisa menyembuhkan HIV.
“Yang harus kita jauhi itu penyakitnya, karena penularannya dapat kita cegah, hindari sex bebas,” kata Agus.
Kabaid P2P, Slamet Wahidin mengatakan ada beberapa golongan orang yang rentan terkena HIV yakni PSK, lesbian hingga gay.
“Mereka ini sasaran kami dan akan dilakukan pemeriksaan screening HIV Spilis dia kali setahun,” ungkapnya. (candra)
