Perjalan hidup seseorang tentu berbeda – beda, berbagi proses dilalui hingga menjadi sukses. Nasib, Takdir serta semangat menjadi kata kunci setiap usaha dilakukan.
Bagaimana perjalanan hidup itu hingga menjadi sukses, juga dirasakan Ridwan, SPKP Pria berpostur tubuh tinggi tegap Kelahiran Muara Telang, Kabupaten Banyu Asin, Provinsi Sumatera Selatan. Dari tangan menempel sisik ikan hingga mendapat amanah kursi jabatan.
Hidup ditengah keluarga penuh keterbatasan, tidak membuat Ridwan menyerah demi mengejar impiannya menjadi Tentara. Sejak lulus Sekolah Dasar ( SD ) Negeri Muara Telang tahun 1993 dan SMP tahun 1996 sejumlah pekerjaan dilakoninya.
“Waktu itu sejak lulus SMP pernah istirahat satu tahun, tidak melanjutkan ke SMA karena terbentur biaya. Saat lihat teman – teman pergi sekolah saya selalu meneteskan air mata. Dari situ saya bertekad ingin melanjutkan sekolah lagi, bekerja sebagai nelayan selama satu tahun cari biaya melanjutkan sekolah,” ungkap Ridwan dengan wajah berkilau mengenang pengalaman hidupnya.
Merasa pendidikan itu penting tahun 1997, Ridwan pun mantap menimbah ilmu di Sekolah Pertanian Menengah Atas ( SPMA) Sembawa. Untuk membiayai pendidikannya tangan pria berpostur tinggi tegap itu selain menulis, juga membuat mobil orang harus bersih mengkilat, dirinya bekerja di pencucian mobil.
Berbagi waktu belajar dan bekerja bukan perkara muda, namun bagi Ridwan hal tersebut harus dilakukan. Waktu pun bergulir sejumlah prestasi olahraga hingga menjadi anggota Paskibra ditorehnya. Tahun 2000 Ridwan lulus SPMA.
Impian menjadi seorang anggota TNI masih melekat dimemori fikirannya, Ridwan pun mendaftarkan diri masuk TNI, namun impian itu tidak diizinkan orang tuanya.
“Pernah daftar masuk tentara tapi tidak diizin orang tua, dari situ saya kabur ke Pulau Bangka bawa uang Rp. 85.000 mau mencari kakak kelas saya namanya Herman. Sampai terminal Sungailiat saya bingung mau kemana karena Herman sudah tidak ada lagi di Bangka. Saat itu saya ketemu pak Makka dan Pak Tombong, saya dibawa beliau kerumah Haji Subair di Lingkungan Nelayan II Sungailiat,” kata Ridwan menceritakan perjalanan ke Pulau Bangka.
Sesampai di Lingkungan Nelayan II Sungailiat, Gelombang laut, badai, hujan dan panas menerpa Ridwan. Ya pekerjaan sebagai nelayan kembali dilakoninya. Niat meneruskan pendidikan belum pudar dari agenda hidupnya.
Usai kandas menjadi anggota TNI, Tahun 2003 Ridwan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian ( STIPER ) Bangka, mengambil jurusan Perikanan. Terkadang tangan masih menempel sisik ikan dirinya menjalani study, lantaran pulang dari melaut mandi terburu – buru lanjut kuliah. Padatnya waktu kuliah Ridwan pun memilih pekerjaan sebagai anggota Satuan Pengamanan (SATPAM ) Pasar Sungailiat guna membiayai kuliahnya. Bekerja sebagai SATPAM mengantarkan Ridwan menjadi Aparatur Sipil Negara ( ASN ).
Tahun 2006 dirinya pun menyelesaikan kuliah Diploma perikanan, saat itu STIPER Bangka bergabung menjadi Universitas Bangka Belitung ( UBB), Ridwan pun menyandang gelar A.Md, serta menjadi alumni UBB angkatan pertama.
Tak puas dengan lantar belakang pendidikannya, Ridwan menyelesaikan Strata I di Universitas Terbuka ( UT). Nama Ridwan kian dikenal publik ketika dirinya menjabat sebagai Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ), Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI ), Ketua HNSI Kabupaten Bangka.
Berbarengan dengan debutnya di organisasi, karir sebagai ASN juga kian melesat. Mulai menjadi staf di Dinas Perikanan, Lurah Matras, Sekretaris Camat Riau Silip, Sekretaris Camat Sungailiat.
Apa yang membuat anda bisa mencapai dari tangan menempel sisik ikan, hingga mendapat kursi jabatan ?
“Jangan pernah mengeluh, semangat, tanam dalam hati percaya kepada allah SWT. Nasib, takdir, rejeki ada yang ngatur, kuncinya kita mau berusaha,” ujar Ridwan mengakhiri cerita perjalan hidupnya.
Penulis : Ardam, SP