INTRIK.ID, BANGKA SELATAN – Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan (YPK) Toboali terancam tutup. Hal itu disebabkan setiap tahun jumlah siswa yang bersekolah terus berkurang.
Sekolah yang sempat kaya pada tahun 80an itu sempat melahirkan siswa terbaik namun justru kini semakin terpuruk karena banyaknya sekolah yang berdiri.
“SMA YPK Toboali semakin terpuruk karena SMA Negeri membuka kelas yang banyak dan menambah sekolah negeri di desa-desa serta tidak menggunakan sistem NEM lagi,” kata ketua yayasan SMA YPK Toboali Rachim Abbas saat ditemui di ruangannya, Kamis (01/02/2024).
Ia mengatakan sekrang masyarakat lebih suka memilih sekolah negeri dan menjadi kebanggaan masyarakat jika anaknya sekolah dk sekolah negeri.
“Kalau dulu sekolah negeri menggunakan sistem NEM, jadi yang NEM kecil tidak akan bisa sekolah di sekolah negeri,” jelasnya.
“Di tahun 2013 SMA YPK Toboali hanya dapat 1 kelas siswa yang sekolah disini, dari segi oprasional sudah tidak sehat lagi,” lanjut Rachim.
Ia mengatakan sistem penerimaan siswa saat ini bisa membunuh sekolah swasta.
“Kami pun terus berusaha untuk menimgkatkan mutu sekolah. Di tahun 2023, kami pun menutup kekurangan setiap bulannya sebesar 2 juta lebih. 2024 ini kami akan berusaha dan bertahan serta mencari solusi supaya SMA ini jangan sampai tutup,” tegasnya.
Rachim berharap pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan dan Ketua DPRD Bangka Selatan bisa membantu untuk mencari solusi agar sekolah ini tidak tutup.
“Walaupun kami naungan provinsi tapi karena kami berdomisili di Kabupaten Bangka Selatan, bagaimana caranya SMA YPK Toboali tetap jalan. Saya sudah berapa kali menghadap bupati dan ketua DPRD, tapi hasilnya nol, tidak ada tanggapan,” pungkasnya.
“Saya telah bicara dengan kepala sekolah kalau tahun 2024 masih seperti ini dan semakin sedikit para siswa yang sekolah di SMA YPK Toboali, apa boleh buat dengan berat hati, SMA YPK Toboali terpaksa kita tutup,” lanjut H. A. Rachin Abbas. ( Abi )