BANGKA TENGAH. INTRIK.ID – Covid – 19 sudah berlalu, proses penyebaran virus mematikan itu sangat cepat. Salah satu cara mengatasinya memutus rantai penyebaran dan pemberian vaksin bagi manusia. Penularan virus tersebut melalui pernafasan, pembatasan manusi berkumpul bagian cara mengatasi.
Bagi dunia pendidikan saat itu pemerintah mengambil kebijakkan proses mengajar dengan sistim online. Muncul pertanyaan bagai mana kualitas pendidikan. Menarik untuk diteliti
mahasiswa Universitas Bangka Belitung ( UBB ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Semester II melakukan kunjungan ke SMAN 2 Sungai Selan di Bangka Tengah pada Senin (24/4/24).
Mendapatkan informasi bahwa masih banyak faktor-faktor yang menjadi penghambat pendidikan, para siswa/siswi, dan juga orang tua dalam penerapan pembelajaran daring.
Penerapan pembelajaran daring di rumah menimbulkan permasalahan bagi siswa dan juga guru, misalnya tugas belajar yang tidak selesai akhirnya siswa mendapat tugas tambahan, mengakibatkan siswa terjebak pada tugas. Hal ini dapat menjadi beban bagi guru dan orang tua.
Menurut siswa SMAN 2 Sungai Selan, yaitu Zaki dan Abel merupakan siswa kelas 11. Mereka mengatakan sistim belajar online banyak keterbatasan.
“Saya merasa sangat terbatas ketika daring, keterbatasan dalam memahami pembelajaran, kadang sinyal di tempat saya tinggal sering mengalami gangguan sehingga sulit sekali mengakses media pembelajaran online. Saya juga bosan setiap hari hanya di rumah tanpa adanya interaksi langsung”, ungkap Zaki.
“Di tambah dengan tugas yang banyak, tapi pemahaman kami terbatas. Susah sekali untuk memahami hanya melalui gawai. Prestasi juga turun karena mungkin saya tidak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut”, ungkap Abel yang melanjutkan pendapat Zaki.
Jadi solusi dapat kita terapkan untuk mengatasi dampak dimasa pandemi Covid – 19, terhadap kualitas pendidikan yaitu dengan memperkuat infrastruktur digital.Seperti menyediakan perangkat teknologi untuk siswa yang kurang mampu atau memperluas jangkauan internet di seluruh wilayah, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.
Selain itu juga mengadakan program pelatihan intensif bagi guru, untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajar secara daring, serta mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran interaktif dan mudah diakses oleh semua siswa.
Sumber : Mahasiswa UBB Fakultas Ekonomi dan Bisnis Semester II