INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Pimpinan DPRD Bangka Tengah dapat mobil dinas baru untuk keperluan operasionalnya diperiode 2024-2029.
Hal itu disebabkan mobil pimpinan dewan sebelumnya sudah dilakukan lelang tertutup dan diambil oleh pimpinan sebelumnya.
Mobil pimpinan DPRD Bangka Tengah yang lama tersebut yakni Toyota Fortuner putih diambil pimpinan lama yakni Mehoa namun dua unit Honda CR-V milik wakil pimpinan belum diambil alih.
Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Batianus membenarkan jika dirinya mendapatkan mobil operasional baru yakni Mitsubishi Pajero.
“Memang 21 Desember kemarin kami dapat mobil operasional baru seharga 600 juta yang sudah termasuk pajak dan tipe terendah dengan anggaran 2024. Itu semua tidak ada hubungan dengan apapun, ” ucapnya kepada intrik.id, Minggu (5/1/2025).
Namun politikus partai Golkar itu enggan menanggapi kendaraan operasional dua pimpinan lainnya.
“Kalau teknis dan pengadaan tanya perencanaan. Coba saja ke sekertaris dewan, perencaan, umum atau bagian hukum untuk penjelasan. Kami gak boleh mencampuri itu, ” tutup Batianus.
Sementara itu, plt Sekertaris DPRD Bangka Tengah, Yulin menjelaskan jika mobil pimpinan yang lama sudah diajukan lelang sesuai Permendagri.
“Jadi kami diskusi ke Kemendagri memang mobil itu jadi progresif pemilik jabatan sebelum mau diambil atau tidak. Kalau tidak, kami tidak anggarkan mobil baru untuk pimpinan baru. Kalau iya, kami anggarkan seperti yang terjadi dengan ketua yang baru. Dan mobil lama sudah proses pelepasan aset, ” ujarnya.
Ia melanjutkan, hingga saat ini hanya ketua lama saja yang mobilnya ingin diakuisisinya sementara kedua mobil Waka I dan Waka II hingga saat ini belum ada dokumen pelepasan aset dan penganggaran baru.
Meskipun begitu, Yulin mengatakan bahwa wakil ketua I dan II tidak mau menggunakan kendaraan operasional dan digantikan deng tunjangan tiap bulan.
“Untuk Waka I dan Waka II katanya tidak mengambil mobil operasional dan mau tunjangan saja. Namun perhitungan tunjangan belum ada nilai karena baru kali ini ada kasus pimpinan tak mau ambil mobil operasional dan masih kami perhitungkan berapa nantinya yang didapatkan jika tak diambil mobil operasional, ” tutupnya.
Hingga kini, Waka I dan Waka II belum memberikan tanggapan terkait alasan tak mau mengambil mobil operasional.