INTRIK.ID, BANGKA — Penurunan kasus stunting di Kabupaten Bangka masih belum maksimal. Pasalnya kasus stunting hanya turun dua persen dari 23,2 di tahun 2023 menjadi 21,2 persen di tahun 2024.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Boy Yandra mengatakan angka tersebut jauh dari target saat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar 14 persen.
“Harapan kita di RPJMD kemarin (turun) diangka 14 persen namun di triwulan ke III ini hanya 2 persen saja,” ungkapnya usai Rakor bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Pertemuan Parai Tenggiri Bupati Bangka, Kamis (18/9/2025).
Ia mengatakan anggaran Rp3 miliar pada 2023 itu sudah termasuk untuk operasional lapangan, sosialisasi termasuk bantuan langsung bagi pasien.
“Mungkin kita ubah polanya agar anggaran kedepan lebih banyak untuk bantuan langsung ke anaknya dibandingkan sosialisasi atau pertemuan. Mungkin perbandingannya 60 persen untuk bantuan langsung ke pasien 40 untuk sosialisasi dan kegiatan sebagainya,” tegas Boy.
Ia bahkan sempat memanggil satu persatu peserta rakor untuk memastikan kehadirannya sebagai bukti keseriusan dalam mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bangka.
“Saya panggil satu-satu (kepala OPD) agar bisa maksimal. Kepala dinas dan camat agar hadir dalam rakor triwulan IV agar tahu dimana kelemahan kita selama ini,” pungkasnya.
Selain itu, ia juga meminta agar pegawai yang mewakili OPD untuk menghadiri rakor tersebut tidak diubah atau diganti lagi saat mengikuti rakor selanjutnya.
“Kalau diwakilkan, pegawai itu harus hadir terus karena jika diganti terus maka tidak akan nyambung,” lanjut Boy Yandra.




