Scroll untuk baca artikel
PeristiwaPolitik

Efek Rencana PIP PT Timah di Batu Beriga, Warga Enggan Nyoblos

1183
×

Efek Rencana PIP PT Timah di Batu Beriga, Warga Enggan Nyoblos

Sebarkan artikel ini
IMG 20230914 WA0006
Foto: Sosialisasi pembangunan PIP oleh PT Timah beberapa waktu lalu. (Erwin)

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH — Adanya wacana pertambangan Ponton Isap Produksi oleh PT Timah di Desa Batu Beriga, Bangka Tengah, berimbas pada Pemilu dan Pilkada 2024 mendatang.

Warga Desa Batu Beriga mengancam enggan datang ke Tempat Pemungutan Suaa (TPS) dan memberikan suaranya.

Hal ini disebabkan kekecewaan warga terhadap para wakil rakyat yang tak kunjung berhasil memperjuangkan aspirasi rakyat terkait penolakan PIP yang akan dibangun di Desa Batu Beriga.

Salah satu warga, Ilya mengatakan para wakil rakyat belum melakukan upaya maksimal dalam membela kepentingan dan aspirasi warga terkait penolakan tersebut. Bukan tanpa alasan, pertambangan tersebut akan berdampak negatif bagi lingkungan dan mata pencaharian warga yang hampir seluruhnya merupakan nelayan.

“Koar-koarnya (anggota DPRD) pas udah rame aja. Kenapa kemaren pas ada sosialisasi gak datang kesini dan bantu kami bersuara,” ucapnya kepada intrik.id, Kamis (14/9/2023).

Ilya melanjutkan, penolakan ini didasarkan pada kekhawatiran akan dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh proyek tersebut, terutama terkait polusi air dan udara. Selain itu, warga juga merasa bahwa pendapatan dan pendidikan masyarakat setempat belum menjadi prioritas yang diperjuangkan oleh para wakil rakyat.

“Kami hidup dari pesisir, tapi laut dan lingkungan kami mau dihancurkan. Terus infrastruktur disini pun tidak diperhatikan. Kan gak sesuai dengan kinerja. Kami cuma dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi saja, kalau seperti ini untuk apa kami memilih wakil kami tapi waktu ditindas semua bungkam,” tandasnya.

Ditempat lain, warga lainnya, Maradi (45) mengatakan bahwa warga desa Batu Beriga menunjukkan keinginan untuk membangun gerakan yang lebih besar untuk mendukung penolakan terhadap proyek PIP. Mereka berencana untuk terus menyuarakan keberatan mereka dan berharap dapat memperoleh dukungan dari masyarakat lebih luas.

“Kami akan jaga laut kami dari penambangan bukan untuk kami saja, melainkan untuk warga Bangka Tengah dan anak cucu kita kelak. Ini masalah kemaslahatan bersama,” ujarnya.

Maradi juga mengatakan, para wakil rakyat diminta untuk mendengarkan aspirasi dan kekhawatiran warga serta melakukan tindakan konkrit untuk mempertahankan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Upaya kolaborasi antara wakil rakyat dan warga diharapkan dapat membawa solusi yang adil dan berkelanjutan untuk semua pihak yang terlibat.

“Kalau mau bela kami, datang kesini. Dengar aspirasi kami dan suarakan dengan lantang. Baru namnya wakil rakyat,” tegasnya.

Home
Adv
Kontak
Cari
Ke Atas