Scroll untuk baca artikel
BangkaBangka Belitung

Begini Pendapat Seorang Jurnalistik, Soal Investasi Tanaman Alpukat

942
×

Begini Pendapat Seorang Jurnalistik, Soal Investasi Tanaman Alpukat

Sebarkan artikel ini
IMG 20200910 173436 e1600139434558
Fery Laskari Pemilik kebun alpukat

BANGKA INTRIK.ID – – Tanaman alpukat ( persea americana ) berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke – 18. Tanaman yang punya ciri cita rasa khas ini, banyak digemari semua kalangan masyarakat.

Di Kabupaten Bangka tanaman alpukat sekarang menjadi incaran investasi agribisnis menjanjikan. Bisnis jual bibit alpukat menjamur.

Mulai dari pemodal besar hingga berprofesi sebagai jurnalistik tertarik akan investasi tanaman yang satu ini.

Seperti dilakukan Fery Laskari seorang jurnalistik media mainstream Bangka Belitung juga Alumnus Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPPN/SPMA) Palembang Tahun 1993 dan S1 STIPER Sriwigama Palembang Tahun 1997, Ketua Komunitas Wartawan Tani Bangka ( Wartab ) tertarik investasi tanaman alpukat. Bagai mana ceritanya?

Intrik.Id : Bung Fery Laskari Bagaimana anda bisa terjun ke dunia pertanian sedangkan profesi anda seseorang jurnalistik?

Fery Laskari : Sebenarnya latar belakang pendidikan saya itu pertanian, yang namanya sebuah profesi tergantung kita menekuninya seperti apa.

Intrik.Id : Apa yang menjadi pandangan anda mau berinvestasi tanaman alpukat?

Fery Laskari : Sekarang tanaman alpukat lagi menjadi trending topik bisnis pertanian, saya bukan lihat trendingnya akan tetapi analisis ekonomis alpukat.

Intrik.Id : Nah menurut bung Feri seperti apa prosfek nilai ekonomi tanaman alpukat kedepan?

Fery Laskari : Sederhana saja, jika kita punya tanaman alpukat 100 pohon sudah mulai berbuah. Harga jual terendah misalnya Rp. 500.000 × 100 pohon berarti kita punya omset Rp. 50. 000. 000, sekali musim panen dalam satu tahun. Belum lagi pada fase produktif alpukat berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 5.000.000/ pohon.

Intrik.Id : Dari segi perawatan tanaman alpukat apakah butuh biaya besar?

Baca Juga:  Pengunjung Meninggal di Air Terjun Bukit Maras, Mulkan: Potensi Wisata Kita Masih Berbahaya

Fery Laskari : Soal biaya perawatan relatif, tergantung teknik budidaya yang kita pakai. Kalau saya lebih kepada pertanian organik, pupuk dasar saya gunakan limbah pengolahan kelapa sawit disamping itu saya gunakan sistim tumpang sari dengan tanaman cabai. Diharapkan hasil tanaman cabai bisa membiayai tanaman alpukat.

Intrik. Id : Terimakasih bung Feri Laskari sudah membagikan ilmunya kepada publik.

Pantauan Intrik. id, Kamis (10/9/2020) tempat Kecamatan Riau Silip, dikebun milik Fery Laskari tanaman alpukat dari berbagai jenis sudah ditanam berserta tumpang sari tanaman cabai. Bagi publik mudahan – mudahan mau beralih ke pertanian pasca timah. ( Intrik. Id )

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas