INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Penambang di wilayah kolong Merbuk hingga Punguk sebut beberapa nama koordinator aktifitas tambang tersebut.
Salah satu penambang mengatakan awalnya memang ada oknum TNI yang membekingi aktivitas tambang disana namun sudah terusir.
“Ada beberapa nama bang, ada T, Is, bakar Yt dan Nds. Kalau yang baju loreng udah gak bekingi lagi, ” ungkapnya.
Penambang lainnya mengatakan jika ada fee yang harus dikeluarkan penambang hingga 35 persen dari harga timah Rp 80 sampai 90 ribu per kilogram.
“Fee yang membawa 10 persen, terus 25 persen untuk koordinator dan harus dijual ke koordinator. Katanya ada orang PT MSP yang ambil timahnya. Karena lumayan ngasil (banyak dapat timah) jadi kami terima-terima saja harganya yang penting kerja, ” jelasnya.
“Intinya kalau mau main disni harus lewat orang-orang tadi aja, ” tutupnya.
Hingga kini, belum ada tindakan apapun dari aparat penegak hukum terkait tambang ilegal yang masih berjalan di lokasi tersebut.
Saat ini pihak PT MSP masih dilakukan upaya konfirmasinya oleh pihak intrik.id.