INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Petani sawit di Bangka Tengah keluhkan kesulitan jual hasil panennya ke pabrik karena antrian yang terlalu panjang. Hal ini dikarenakan beberapa pabrik sawit ditutup karena disita oleh Kejagung akibat terjerat kasus korupsi Timah.
Salama misalnya, warga Koba itu mengaku sulit mendapatkan antrian untuk penjualan sawitnya lantaran harus mengantre hingga dua hari di pabrik yang berada di desa Belilik.
“Biasanya jualnya di areal, gak terlalu jauh. Ini sekarang harus ke Belilik dan ngantri. Bisa sampai dua hari dan bisa busuk sawitnya,” ucapnya kepada intrik.id, Jumat (29/11/2024).
Ia meminta pihak pemerintah bergerak sehingga pabrik sawit tersebut bisa dibuka kembali agar para petani sawit bisa lebih mudah untuk menjualnya.
“Sawit sama timahkan beda. Tolonglah kasih solusi. Pemerintah juga jangan cuma berkomentar, tapi lakukan gebrakan ke atas. Kami dirugikan. Tolonglah kami ni. Biasanya sehari saja udah terjual sawit kami, ” tutur Salama.
Sementara itu, Subandri selaku Anggota DPRD Kabupaten Bangka Tengah mengatakan, pemerintah harus cepat turun tangan agar hal ini tak berlangsung lama.
“Pemerintah harus cepat turun tangan. Gak bisa perusahaan satu tapi petaninya banyak. Bupati dan PJ Gubernur harus cepat mengatasi hal ini agar tak ada lagi penumpukan penjualan di pabrik. Kasian nanti busuk semua buahnya, ” ucapnya.
Ia menilai, walau sedang ada proses hukum yang berjalan, pemerintah pusat dan provinsi tetap harus memberikan solusi kepada masyarakat Bangka Tengah khususnya para petani sawit dan penjual sawit agar perekonomian berjalan dengan baik.
“Ini harus cepat ditangan walau masih ada proses hukum yang berjalan. Ini kasian petani kita, penjual sawit kita. Kalau ngantri bisa dua hari bisa busuk buahnya dan bisa merugi, ” ujarnya.