Scroll untuk baca artikel
Opini

Rapuhnya Institusi Keluarga di Indonesia

245
×

Rapuhnya Institusi Keluarga di Indonesia

Sebarkan artikel ini
20230607 71059
Foto: Yolanda Panduwinata.

Yolanda Panduwinata
(Mahasiswa Universitas Bangka Belitung)

Salah satu permasalahan utama yang membuat institusi keluarga menjadi rapuh adalah adanya perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Perkembangan teknologi dan gaya hidup modern telah membuat orang lebih fokus pada individualisme dan materialisme. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung mengabaikan nilai-nilai kekeluargaan yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih untuk bekerja terus menerus dan mengabaikan waktu bersama keluarga. Selain itu, perilaku yang tidak sehat seperti narkoba, alkohol dan lain sebagainya juga menjadi salah satu faktor yang membuat keluarga menjadi rapuh.

Keluarga merupakan salah satu institusi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Institusi keluarga memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter, moral, dan nilai-nilai pada setiap individu. Keluarga juga menjadi unit dasar dari masyarakat, yang membentuk sebuah komunitas yang saling mendukung dan membantu satu sama lain. Namun sayangnya, institusi keluarga di Indonesia saat ini mengalami banyak permasalahan dan kerap menjadi sangat rapuh.

Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi faktor penting yang membuat institusi keluarga menjadi rapuh. Tingginya angka kemiskinan dan ketidakadilan ekonomi menyebabkan banyak keluarga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akibatnya, waktu yang dihabiskan bersama keluarga menjadi semakin sedikit dan kurang berkualitas. Banyak keluarga yang melewatkan waktu bersama karena harus bekerja keras demi mencari nafkah. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi dan komunikasi yang baik antara anggota keluarga.

Tidak hanya itu, masalah komunikasi juga sering kali menjadi penyebab utama kerapuhan institusi keluarga. Kurangnya komunikasi yang sehat dan terbuka antara anggota keluarga dapat menyebabkan timbulnya ketidakpahaman dan konflik yang dapat memecah belah keluarga. Banyak orang yang mengabaikan pentingnya komunikasi dalam keluarga dan lebih memilih untuk menutup diri. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman antara anggota keluarga yang kemudian dapat menimbulkan konflik.

Baca Juga:  Vaksin Sudah Ada, Pendeteksi Covid19 Mudah Didapat Tapi Mudik Dilarang

Terakhir, perubahan tatanan sosial juga menjadi faktor yang membuat institusi keluarga menjadi rapuh. Perubahan pola pikir masyarakat tentang peran dan tanggung jawab dalam keluarga telah membuat institusi keluarga kehilangan makna dan fungsi utamanya. Banyak orang yang lebih memilih untuk hidup sendiri tanpa menikah atau membentuk keluarga. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat institusi keluarga di Indonesia. Pendidikan karakter, kampanye sosialisasi, dan pemberdayaan keluarga menjadi kunci dalam membangun kekuatan institusi keluarga di masa depan. Pendidikan karakter dapat dilakukan sejak dini, dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya keluarga dan nilai-nilai kekeluargaan. Kampanye sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa dan kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan keluarga. Pemberdayaan keluarga dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada keluarga untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan yang diperlukan.

Jadi rapuhnya institusi keluarga di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian serius pula dari seluruh elemen masyarakat. Kekuatan institusi keluarga dapat membentuk karakter dan moral bangsa yang kuat, sehingga perlu ada perhatian dan upaya yang serius dalam memperkuat institusi keluarga sebagai inti dari kehidupan masyarakat Indonesia. Semua orang harus berperan aktif dalam memperkuat institusi keluarga, karena keluarga merupakan pondasi dari masyarakat yang kuat dan berkualitas.

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas