INTRIK.ID, BANGKA — Laskar Merah Putih (LMP) Bangka melakukan uji coba mesin tempel (Boat) Tenaga Listrik untuk yang pertama kalinya di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
LMP Bangka bersama 4 orang tim ahli yang berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta 3 orang teknisi, bergerak melakukan eksperimen industrialisasi tersebut agar dapat memberikan kemudahan bagi para nelayan di daerah.
“Tim ahli terdiri dari 4 orang senior ahli yaitu Pak Purwadi, Pak Joko, Pak Andi dan Pak Wagyo. Dan untuk Pak Purwadi sendiri sebagai Dewan Penasehat di Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Bangka Belitung,” jelas Ari Sofyan, Ketua LMP Bangka, di Sungailiat, Selasa (25/2/2025).
Ari Sofyan mengatakan, dengan adanya uji coba industrialisasi ini, berharap kedepannya mampu memberikan inovasi yang lebih baik yang ekonomis bagi para nelayan.
“Keunggulan lain yang kita inginkan adalah, mampu mengatasi masalah polusi udara, kebisingan suara, serta menghemat biaya operasional para nelayan,” katanya.
Menurutnya, uji coba ini dilakukan selama 2 hari, terhitung sejak Senin (24/2), hingga hari ini. Uji coba dilakukan agar tim dapat memahami betul tentang bagaimana mekanisme dan keunggulan produk ini.
“Kegiatan ini kita laksanakan di Nelayan 2, karena kita anggap sangat pas situasinya. Para nelayan juga dapat melihat langsung kegiatan ini,” ungkap Udin, sapaan akrab Ary Sofyan.
Sementara itu, Sekretaris LMP Bangka, Ryan Fabryan Taufani, berharap para nelayan tertarik untuk berinovasi dan bisa memodernisasikan alat tangkap ikan mereka kedepannya.
Ia menjelaskan, LMP merupakan organisasi yang dapat bersumbangsih dan membidangi banyak hal demi kehidupan bermasyarakat, termasuk di wilayah laut.
Terdapat Bidang Kelautan, Perikanan dan Nelayan di LMP Bangka, yang merupakan salah satu jalan bagi LMP untuk berkontribusi ke bidang kelautan termasuk ke para nelayan.
“Intinya LMP siap berperan penting, mengkawal, mengawasi serta berkomitmen dalam memunculkan program-program yang bermanfaat untuk seluruh elemen masyarakat,” ungkap Ryan.
Pihaknya bersama perwakilan BRIN, ada saat test uji coba, juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dorongan dan dukungan dari para nelayan juga terlihat, dimana saat melakukan ujicoba, banyak nelayan yang ikut terlibat.
“Antusias mereka (nelayan) dapat kita rasakan, InsyaAllah, bila ini sudah mantap, bisa membantu mengurangi beban bagi para nelayan untuk mencari nafkah,” harapnya.
Satu diantara Tim ahli BRIN, Purwadi menyebutkan, uji coba kali ini dilakukan dengan menggunakan mesin kapasitas 15 Kw (25 Hp) dan 10 Kw (15 Hp). Untuk kapasitas batere sendiri, dikatakannya, cukup untuk memenuhi kebutuhan para Nelayan.
“Sangat hemat listriknya. Kapasitas 1 baterai 4 Kwh (4.000 Watt). Ada 7 baterai dengan total 28 Kwh (28.000 Watt) yang kita uji cobakan pada saat ini. Mesin dan Baterai ini juga merupakan produk lokal semua (Made In Indonesia),” katanya.
“Kita akan selalu berinovasi sesuai kebutuhan para nelayan agar kepentingan nelayan bisa terpenuhi dengan baik kedepannya,” tutup Purwadi. (