Scroll untuk baca artikel
Sosial

Bahas Rencana PLTT di Pulau Gelasa, GPPL-WKM Bateng Siap Ngopi Bareng

417
×

Bahas Rencana PLTT di Pulau Gelasa, GPPL-WKM Bateng Siap Ngopi Bareng

Sebarkan artikel ini
12.proyek pembangunan pltt molten salt reactor
Foto: Ilustrasi proyek pembangunan PLTT. (Net)

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan dan Warga Kurang Mampu (GPPL-WKM) Bangka Tengah (Bateng) sesalkan pemerintah tidak melibatkan LSM maupun komunitas dalam sosialisasi rencana Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Pulau Gelasa, Bangka Tengah beberapa waktu lalu.

Ketua GPPL-WKM Bateng, Riyan Erwinsyah mengatakan dalam sosialisasi itu seharusnya melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh agama serta LSM sebagai penghubung ke masyarakat.

“Tiba-tiba ada sosialisasi tentang thorium di Beriga. Saya saja kalau lagi gak di Beriga, gak bakal tau ada sosialisasi itu,” ucapnya kepada intrik.id, Selasa (1/8/2023).

Riyan mengatakan pembangunan PLTT ini sangat sensitif karena banyak masyarakat yang takut akan efeknya bagi lingkungan hingga kesehatan disekitar lokasi.

“Masyarakat bisa saja disosialisasikan tentang kebaikannya saja, tapi keburukannya belum tentu. Seperti kemaren orang PT Thorcon bilang bahwa ini akan menggandeng BUMN tapi Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) bilang kita bisa sendiri. Kalau bisa kenapa gandeng Thorcon, kan katanya kita mampu,” ungkapnya.

Riyan juga menyebutkan sosialisasi tersebut seharusnya melibatkan masyarakat dari desa lainnya yang masih berdekatan.

“Harusnya bukan cuma Beriga, tapi Lubuk Besar, Lubuk Pabrik dan desa-desa lain yang menggunakan Pulau Gelasa sebagai tempat pencarian ikan dan berteduh harus dilibatkan. Kalau cuma Beriga saja pasti akan terjadi kecemburuan,” ungkapnya.

Riyan menegaskan sosialisasi yang dilakukan seharusnya bukan hanya tentang efek baiknya saja tapi juga resiko jika terjadinya kebocoran.

“Jika ada kebocoran gas radio aktif tersebut banyak pihak akan lepas tangan. Bahkan PJ Gubernur hanya bisa berserah ke Tuhan saat ditanya pihak wartawan,” tegasnya.

“Jangan sampai Kecamatan Lubuk Besar malah jadi Sidoarjo kedua karena lumpur Lapindo yang sekarang tidak jelas. Terus, siapa yang akan bertanggungjawab. Ini bukan cuma tentang sekarang saja tapi anak cucuk kita juga akan terdampak nantinya karena lautnya sudah tidak bisa digunakan lagi,” lanjutnya.

Baca Juga:  Pemkab Bangka Siapkan Rp 11,6 Miliyar Dana Hibah

Untuk itu, pihaknya siap diajak berdiskusi untuk membahas rencana tersebut sehingga sosialisasi kepada masyarakat juga akan lebih mudah.

“Makanya kalau sosialisasi ajak LSM lingkungan juga berdialog dan berdiskusi jangan dianggap mereka gak ada. Kalau sudah duduk bersama sambil ngopi-ngopi kan bisa kita pereteli satu-satu apa kekurangan dan kelebihannya secara terbuka ke masyarakat,” ungkapnya.

Riyan juga mengatakan Bangka Belitung akan menjadi sarang tambang yang akan menghancurkan hutan jika proyek itu terlaksana.

“Jangan sampai karena proyek ini, hutan di Bangka Belitung malah jadi tambang karena digerus terus untuk bahan thorium sebab kepala Bapeten sempat mengatakan semua hutan akan diubah RT/RE menjadi wilayah tambang karena kepentingan proyek strategis nasional,” ujarnya.

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas