PANGKALPINANG. INTRIK.ID – Sosok seorang ibu memang pantas disebut manusia setengah dewa. Bayangkan peran seorang ibu sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Belum lagi mengurus keluarga secara keseluruhan disamping tugas suami.
Pentingnya peran seorang ibu setiap tanggal 22 Desember selalu diperingati hari Ibu. Strategisnya keberadaan sosok kaum hawa itu. Bahkan Allah SWT sudah memperingatkan doanya seorang ibu sangat mustajab.
Soal peran ibu ada kisah menarik untuk menjadi inspirasi, kali dua sosok perempuan pejabat PT. Timah Tbk berbagai kisahnya antara karir sekaligus menjadi Madrasah bagi anak – anaknya.
Perempuan tersebut Yennita sebagai Direktur SDM PT. Timah Tbk dan Fina Eliani menjabat Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT. Timah Tbk.
Mereka berdua kompak mengatakan bahwa Ibu adalah Sekolah atau Madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Memiliki Dua orang anak Yennita mengatakan ibu adalah Madrasah untuk keluarga.
“Ibu itu adalah madrasah pertama di keluarga, berperan sebagai support awal untuk anak-anaknya. Mungkin sebagian besar karakter anak itu dibentuk oleh seorang ibu. Kalau ibu saya sangat percaya dengan saya sebagai anak tengah yang bisa mandiri dan bertanggungjawab, beliau sangat positif dan merangkul. Hal inilah yang mempengaruhi cara saya berpikir dan bekerja karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.Kita mengajarkan dengan memberikan contoh, bukan dengan mendikte,” kata Yennita.
Menurut Yennita tantangan paling berat dihadapi saat anak masih keci, namun tugas dari pekerjaan wajib juga diselesaikan
“Chalangenya itu waktu anak-anak masih kecil, karena menurut saya anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun harus dekat sama ibunya untuk mendapatkan nilai-nilai kasih sayang, sedangkan di atas itu Ia harus dekat dengan ayah agar mendapatkan nilai-nilai keberanian,” ucapnya.
Yennita membagikan pengalaman yang membuat Ia harus berjauhan dengan keluarganya saat Pandemi Covid-19. Dirinya yang ditugaskan di Luar Pulau Bangka baru pertama kalinya merayakan lebaran yang terpisah dengan keluarga kecilnya.
“Saya sendirian waktu itu Jakarta, keluarga ada yang di Jakarta dan di Palembang. Jadi kita lebaran hanya via zoom. Sebagai ibu ya meski di luar terlihat tegar tapi ya tetap saja di dalamnya kadang melow namanya juga seorang ibu,” ceritanya.
Kendati demikian, Yennita mengajak para perempuan meski sudah menyandang status ibu tetap bisa berkarya. Memberikan kontribusi terbaik dan menjalankan peran sebagai Ibu dengan bermakna.
“Menjadi Ibu itu anugerah bukan menjadi hambatan untuk bisa berkontribusi maksimal di perusahaan, selalu kita harus positif, percaya diri, terus menerus belajar meningkatkan kompetensi kita agar bisa memantaskan diri kita,” pesannya.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani mengatakan Ibu sekolah pertama bagi anak – anak.
“Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak. Karakter seorang anak mungkin 90 persen berasal dari ibunya, karena sejak kandungan sudah bersama dengan ibunya. Jadi ibu itu spesial. Betul seperti lagu Kasih Ibu, Memberi tak harap kembali. Karena Ibu memberikan cinta yang paling murni, betul-betul memberi tak harap kembali. Ibu saya adalah wanita sederhana yang harus mengurus enam orang anaknya, tapi tidak pernah mengeluh dan tidak pernah berprasangka buruk kepada orang lain,” ucapnya.
Fina menyebutkan menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja sama hebatnya. Keduanya, memiliki tugas yang tidak mudah.
“Ada ibu rumah tangga, ada ibu rumah tangga dan juga berkarir. Ada juga seorang wanita yang punya kesempatan tapi memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, menurut itu sangat mulia dan bukan pekerjaan yang mudah.
Namun ketika seorang wanita memilih menjadi wanita berkarya sekaligus ibu rumah tangga itu previllage, karena tidak semua perempuan mendapatkan kesempatan yang sama,” ujarnya.
kata Fina menjalani dua hal bersamaan memang tak mudah, apalagi saat anak masih kecil butuh perhatian penuh.
“Kebetulan anak saya masih kecil-kecil dan sangat membutuhkan perhatian saya. Saya harus menajemen waktu dengan baik. Saya tau kapan prioritas saya untuk keluarga dan kapan prioritas saya untuk pekerjaan.Wanita bekerja jangan khawatir meskipun waktu terbatas untuk anak-anak. Tapi ketika memiliki pola pengasuhan dan waktu semaksimal mungkin kita kualitas untuk anak, anak akan lebih dekat dengan kita. Kita tau kapan memprioritaskan pekerjaan dan kapan memprioritaskan keluarga,” ucapnya.
Melakoni peran ganda Fina berpesan harus tetap fokus.
“Menjadi wanita berkarir sekaligus ibu rumah tangga itu menurut saya tidak mudah. Kita perlu multi tasking, tetap harus fokus, menikmati ke dua peran tersebut. Dapat support dari pasangan dan yang terpenting jangan lupa memberi ruang untuk diri sendiri, kamu bukan hanya seorang ibu, bukan cuma seorang pekerja, tapi kamu juga dirimu sendiri,” pesannya.
Ibu tiga orang anak itu ( Fina Eliani – red) mengatakan jangan lupa memberi ruang untuk diri sendiri dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu dan juga pekerja.
“Memberikan ruang bagi diri sendiri itu penting, karena perempuan bukan hanya ibu, istri maupun pekerja tapi juga dirinya sendiri.Kalau saya cenderung melakukan hal-hal yang saya sukai, misalnya perawatan diri atau yang lainnya,” ucapnya.
Menyambung cerita Fina Eliani, Direktur SDM PT Timah Tbk, Yennita menyebutkan setiap manusia memerlukan waktunya untuk menjadi diri sendiri.
“Me Time bisa juga kita bersosilaisai dengan rekan-rekan di luar kantor, menjaga supaya tetap balance kita harus berolahraga.Kita harus terus menerus belajar karena itu adalah cara kita memantaskan diri. Selamat Hari Ibu 2022, menjadi Ibu Hebat yang penuh Cinta,” tutupnya.
Sumber : Humas PT Timah Tbk.