INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Warga Panang, Dusun Sadap, Desa Wisata Perlang terancam terisolir karena jalan putus. Akibatnya, aktifitas warga menjadi terhambat.
“Berpuluh-puluh tahun warga Panang di Dusun Sadap ini merasakan jalan sepanjang 5 kilometer rusak parah. Semakin tahun bukan membaik, malah makin parah,” kata Imam Mas Rokin Ketua RT 22 Perlang, Kamis (23/03/2023)
Rokin mengaku kesal lantaran saat hujan jalan berlumpur menghambat anak-anak mereka saat pergi ke sekolah.
“Anak sekolah terhambat, dan kebutuhan bahan pokok lebih mahal karena tidak ada penjual yang masuk ke Panang,” ujarnya.
“Kami memiliki kurang lebih 100 Kepala Keluarga, kalau seperti ini terus sama saja seperti kampung terisolir,” ujar Rokin.
Rokin mengatakan sudah menyampaikan hal ini ke Pemerintahan Desa Perlang agar segera ditindaklanjuti.
“Pihak Desa juga sudah mengajukan proposal ke Dinas PU Bangka Tengah,” ujarnya.
Sementara itu, Kades Perlang, Yani Basaroni membenarkan pernyataan itu.
“Benar, kita sudah sampaikan ke Pemda Bangka Tengah proposalnya, agar jalan di Panang itu segera di aspal,” ujarnya.
Pria yang sering disapa Roni Arabel ini menjelaskan bahwa pemukiman warga Panang itu merupakan Area Penggunaan Lainnya (APL) bukan Hutan Produksi atau Hutan Lindung, seharusnya bisa di lakukan pengaspalan.
“Isunya status jalan pemukiman warga Panang itu HP, padahal APL dan masyarakat sana juga sudah memiliki sertifikat rumah,” tegasnya.
Roni juga tidak menapik bahwa jalan dari rt 21 menuju rt 22 juga ada yang berstatus HP, karena saat itu berada di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) Bangka Nesia.
“Sekarang Bangka Nesia sudah di cabut izinnya, artinya jalan tersebut bisa diajukan peralihan ke APL mengingat akses jalan itu digunakan untuk umum menghubungkan Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan,” ungkapnya.
Selain para ketua RT dan Kadus Sadap, Ronie juga mendengarkan keluhan langsung dari pedagang sayur dan sembako Dusun Sadap, yakni Fitri bersama rekannya Juminem. Mereka kesulitan membawa dagangannya ke Panang.
“Pedagang menjerit, sulit menjakau kampung Panang. Warga sering kali gotong royong memperbaiki sendiri jalan tersebut,” katanya.
Roni melihat, selain jalanan berlumpur, terdapat akses jalan yang sudah putus dan sekarang menggunakan kayu seadanya. Maka dari itu, ia meminta agar dinas PU Bangka Tengah segera melakukan perbaikan menggunakan dana tanggap darurat sebab membahayakan pengguna jalan raya jika terus dibiarkan.
“Apalagi malam hari, sangat bahaya sekali jembatan darurat itu dilewati warga,” tegasnya.
Roni pun mengakui sudah menghubungi langsung Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman. Ia akan segera menurunkan tim ke lapangan.
“Segera kita akan turunkan tim,” kata Algafry kepada Kades Perlang.
Begitu juga Kepala Dinas PU Bangka Tengah, Rahmat Wibowo, menyebut alat berupa Grader masih digunakan Desa lain.
“Selanjutnya segera kita bawa ke Desa Perlang, memperbaiki jalan Panang,” ujar Rahmat kepada Roni.
Roni mengimbau agar warga Panang bersabar, semoga dalam waktu dekat segera terealisasi.
“Mudah-mudahan segera di rehabilitasi jalan panang ini,” tutupnya.
Pantauan awak media, jalan Panang terdapat endapan air dan lumpur karena tidak memiliki siring samping kiri kanan jalan. Begitupun dengan aliran sungai kecil, tidak dibangun jembatan permanen sehingga saat hujan lebat sungai kecil tersebut melebar. (erwin)