Scroll untuk baca artikel
Bangka Belitung

Runtuhnya Idealisme

×

Runtuhnya Idealisme

Sebarkan artikel ini
IMG 20211223 WA0024

Cerpen

Oleh : Redaksi INTRIK.ID

Orientasi

Pagi itu bertempat di salah satu warung kopi nampak sejumlah pengunjung lagi asik menikmati hangatnya secangkir kopi. Begitu juga Brand, Rud, Jek ( nama samaran ) minum kopi sambil berbincang, Walaupun profesi mereka berbeda, Brand pegawai , Rud Petani , Jek pedagang makanan. Brand menyampaikan sulitnya mempertahankan idealisme.

Rangkaian Peristiwa

“Kalian enak Rud, Jek bekerja sendiri tanpa ada tekanan,” kata Brand
“Emangnya kenapa Brand?” tanya Jek.
Kemudian Brand menyampaikan kondisinya “Terkadang tugas yang saya lakukan bertolak dengan isi hati, kalian tau dari dulu saya orangnya sangat idealis. Namun yang namanya perintah atasan harus kita jalankan ,” ungkap Brand sembari menghisap rokok dan minum kopi.

“Sebuah profesi adalah pilihan Brand, semua ada baik dan buruknya, seperti saya, dagang makanan pun mendapat tekanan untuk mengejar target. Memang sih perintah atasan tidak ada, karena saya merangkap semuanya, tapi sama saja mau gak mau harus dilakukan,” ujar Jek menyambung kondisi Brand.

“Saya sependapat dengan Jek, walaupun profesi kita berbeda, terkadang apa dilakukan bertolak belakang sama isi hati, saya jadi petani pun akibat kebijakan terkena dampak. Tapi mau gak mau harus kita hadapi karena profesi adalah pilihan hidup,” tambah Rud.

“Yang saya maksud perintah atasan tidak sesuai dengan aturan, saya tolak terbentur dengan jabatan dan ekonomi. Ya…. harus ada kita korban, idealisme saya runtuh,” Jelas Brand.

Komplikasi

Setelah mengetahui duduk persoalan Brand, sebagai teman Rud, Jek hanya bisa memberi masukan.

“Kalau itu persoalannya kamu harus kuat Brand, artinya sebisa mungkin kamu harus menjalankan tugas dari jabatan yang kamu pegang. Kalau mau berhenti dari pegawai kamu harus punya pilihan lain, mulai dari awal lagi,” kata Rud.

Baca Juga:  Sama Seperti SMP, Siswa SD di Kabupaten Bangka Masih Ada Yang Tidak Lulus

“Benar juga kata kamu Rud, jika saya mau mempertahankan idealisme, saya berhenti dari pegawai, harus memulai profesi baru lagi dari awal. Sedangkan tuntutan hidup harus terpenuhi, menurut kalian harus bagaimana saya ambil langkah,” tanya Brand.

“Menurut saya sih jalani saja profesi sebagai pegawai, cuma kamu harus punya sikap juga. Kalau perintah atasan tidak sesuai aturan, paling tidak kamu sampaikan dulu atasannya bahwa tugas dimaksud tidak sesuai aturan. Bagaimana apakah pernah kamu lakukan Brand?” Jawab Jek.

Resolusi

Mendapat masukan dari teman – temannya, Brand mulai berfikir apakah berhenti dari pegawai atau tetap bertahan.

“Menurut kalian salah kah saya punya sikap, jika saya memberi tau kepada atasan tugas diberikan tidak sesuai aturan? jadi bingung nih mau bertahan jadi pegawai atau mundur,” pungkas Brand.

“Kamu kan belum mencoba apa yang kami sampaikan tadi, temui atasannya utarakan bahwa tugas yang akan dikerjakan tidak sesuai aturan. Jika atasan tetap pada pendiriannya, kamu harus ambil sikap. Bukankah hidup ini adalah pilihan, bertahan dalam kondisi tertekan dan bahaya , atau mencari solusi terbaik,” terang Jek.

“Saya sependapat dengan Jek, semua langkah ada pada mu Brand, hidup adalah pilihan tapi jangan salah pilih ha ha ha ha kalau salah pilih nanti berantakan,” sambung Rud.

“Oke lah kalau begitu, terimakasih atas masukannya, kopi biar aku yang bayar,” tutup Brand.

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas