INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Sejumlah peternak hewan kurban di Bangka Tengah kapok meneruskan usahanya. Hal itu lantaran harga jual sapi import lebih murah dibandingkan dengan sapi lokal.
Salah satu peternak, Dul mengatakan harga sapi lokal yang diternak dan dibesarkan oleh petani Rp 20 juta namun sapi import hanya Rp 16 juta.
Oleh karena itu, sapi yang diternakannnya tak laku dan harus jual murah sehingga menyebabkan kerugian.
“Tahun kemarin saya ternak sapi dan gak laku. Terus karena gak laku saya banting harga. Jadi saya malas beternak lagi,” ucapnya pria 54 tahun itu kepada intrik.id, Senin (10/6/2024) di Simpang Perlang.
Dul menyebutkan, dirinya sekarang hanya fokus bertani saja dan menternakan sapi untuk keperluan pribadi bukan lagi untuk dijual.
“Paling untuk saya aja, sama untuk kebun. Itu ada dua sapi dan satu kambing untuk saya aja sebagai hobi, ” ungkapnya.
Dul menegaskan, pemerintah harus punya regulasi tersendiri mengatur harga dan pasokan sapi yang ada di Bangka Tengah agar tak ada monopoli harga.
“Kalau pemain besar enak atur harga, jadi kami yang kecil kalah. Coba saja ada aturan baku tentang harga dan masuknya sapi dari luar,” tegasnya.
Dul berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan petani dan peternak lokal, serta mampu membuat kebijakan yang baik.