INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Pemilik Mie Koba, Iskandar menanggapi pernyataan calon wakil Bupati Bangka Tengah, Erlan yang akan membuat sertifikat halal jika terpilih nanti.
Ia mengatakan Mie Koba sudah memiliki sertifikat halal bahkan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).
“Mie Koba ini sudah bersertifikat halal sejak 2006 dan memiliki sertifikat Haki sejak 2009. Jadi kalau orang bilang belum ada sertifikat halal mungkin karena ia tidak tau dan tidak sengaja. Hanya saja jika menyatakan itu harusnya pakai kata seandainya,” ungkap Iskandar, Selasa (29/10/2024).
Ia mengaku tak mau memusingkan pernyataan tersebut karena ia sudah memiliki pelanggan tetap.
“Kalau Mie Koba sudah ada konsumennya tetap. Jadi gak ada pengaruhnya. Cuma dengan viral ini bisa menambah kecintaan orang dengan mie Koba, ” ujarnya.
Warga Koba itu menceritakan, bahwa ia sudah berjualan sejak 1980an mengikuti saudaranya di pasar atau terminal Koba.
“Kalau mie kuah ikan atau Mie Koba ini sudah ada sejak dulu. Saya sendiri berjualan setelah lulus SMA ngikut saudara berjualan di pasar lama memakai gerobak kala itu. Baru akhirnya buka sendiri dengan konsep pedagang kaki lima,” jelasnya.
Ia melanjutkan, setelah lama berjualan dan dikenal, almarhum Bupati Abu Hanifah memanggilnya untuk datang ke kantor dan mengisi stand pameran yang ada di Provinsi Bangka Belitung yang baru terbentuk saat itu.
“Jadi karena sudah dikenal pedagang kaki lima, tiba-tiba PJ bupati saat itu karena Bangka Tengah baru pemekaran sekitar 2000an memanggil saya. Saya kaget dong. Ternyata, saya disuruh ngisi stand UMKM di pameran provinsi yang saat itu baru mekar dan pecah dari sumsel dan harus menunjukan kearifan lokal atau khas daerahnya,” jelasnya.
Setelah berdiskusi akhirnya tercetuslah nama Mie Koba Bangka Tengah yang langsung dicetuskan oleh Bupati Bangka Tengah Pertama Abu Hanifah sebagai mie kearifan lokal Bangka Tengah saat itu.
“Jadi nama mie Koba ini pak Abu yang ngasih untuk ikut pameran karena memang instruksi Stand harus diisi dimana semua fasilitas ditanggung pemerintah. Bahkan kalau saya rugi pun diganti. Intinya harus jualan di dekat stand even di Pangkalpinang, ” lanjut Iskandar.
Ayah 3 orang anak itu mengungkapkan, setelah pameran itu ternyata masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya sangat menyukai mie Koba. Bahkan, sampai diorder Bupati Bangka sebanyak 4 ribu porsi Mie Koba untuk acaranya.
“Setelah pameran ternyata masyarakat Pangkalpinang juga suka dengan Mie Koba ini. Bahkan, Bupati Bangka pesan 4 ribu porsi dengan harga per porsi saat itu 6 ribu atau saya nerima sekitar 24 juta. Kayak nerima uang proyek. Kalau sekarang harga per porsi 17 ribu. Namun keandalannya, hal itu cuma bisa dinikmati saat pameran saja, ” ungkapnya.
Karena peminatnya banyak, akhirnya Kandar memutuskan dengan berani untuk membuka cabang di Pangkalpinang dekat jalan Balai. Yang mana saat itu, daerah tersebut kumuh dan banyak sekali orang nakal yang suka ganggu.
“Karena permintaan konsumen akhirnya saya beranikan diri untuk buka dekat jantung Kota Pangkalpinang di Jalan balai atas saran dan bantuan temen-temen UMKM pameran. Dan alhamdulillah saya bisa buka 2 cabang di Koba dan di Pangkal saat itu. Bahkan saya pernah buka di Jakarta, namun sudah tutup karena cost yang mahal saat itu, ” ujarnya.
Sejak saat itu, Mie Koba selalu viral dan menjadi makanan Bahkan, jika ada agenda pemprov halal bihalal masyarakat Babel di Jakarta selalu ada mie Koba Bangka Tengah.
“Intinya, karena banyak support dari semua pihak akhirnya berkembang seperti ini, ” tutupnya.