Opini

    Narkoba Kian Menggurita, Generasi Hilang Arah

    ×

    Narkoba Kian Menggurita, Generasi Hilang Arah

    Sebarkan artikel ini
    Bareskrim Polri Tangkap Kasat Narkoba Karawang
    Sumber gambar: serambinews.com

    Oleh : Destari (Pendidik dan Aktivis Muslimah Bangka Belitung)

    Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Bangka Belitung berhasil menguak aktivitas peredaran sabu di desa rawan narkoba pada operasi gabungan bertajuk “Pemulihan Kampung Narkoba Terpadu” di desa Tanjung Gunung, Kecamatan Pangkalan Baru, Bangka Tengah, Jum’at (8/11/2025). Hasilnya, tim menangkap satu pengedar dan enam warga dinyatakan positif mengkonsumsi sabu dengan rentang usia dari 19-36 tahun. Dan di bulan yang sama, dua mahasiswa tertangkap ‘’nyabu’’ di Terminal Girimaya. Tidak sampai disitu, Tim Hantu Satresnarkoba Polres Bangka Barat berhasil menangkap dua terduga pelaku pengedar narkotika jenis sabu di Kecamatan Mentok, bahkan satu diantaranya masih berusia 15 tahun.

    Sungguh miris melihat potret generasi negeri yang terjerat narkoba, terutama pelajar dan mahasiswa. Pada usia produktif harusnya mereka belajar, berkarya dan bermanfaat bagi ummat tapi malah jadi pengedar atau pengguna barang haram. Data yang terungkap di media bisa saja seperti fenomena gunung es dimana yang tidak terdeteksi justru lebih banyak. Menangani narkoba yang menjerat generasi butuh keseriusan dan kesungguhan semua pihak.

    Tidak hanya di Bangka Belitung Peredaran kasus narkotika terjadi di berbagai daerah lainnya di seluruh Indonesia, seakan tidak menemukan titik akhir dalam penyelesaian atau pengurangan kasusnya. Padahal berbagai upaya telah dikerahkan oleh pemerintah seperti pemilihan duta anti narkoba, sosialisasi tentang bahaya narkoba dan serangkaian upaya lainnya agar masyarakat dan generasi terjaga dari peredaran barang haram ini.

    Monster penghancur generasi

    Kita ketahui bersama bahwa narkoba memiliki dampak yang mengerikan bagi kesehatan mental, fisik dan emosional, namun herannya berbagai dampak buruk ini justru tidak membuat sebagian masyarakat takut menjadi pengedar bahkan pemakainya. Jika ditelisik lebih dalam, ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya peredaran kasus narkotika :

    1. Hilangnya jati diri generasi sebagai muslim yang taat dan agen perubahan. Hal ini seharusnya didapatkan dari lingkup keluarga, kontribusi orang tua menjadi pondasi dasar dalam kehidupan mereka sebagai manusia, keluargalah yang mengajarkan dan membimbing mana perilaku baik dan buruk di sisi Allah, namun dikondisi hari ini banyak dari pecandu narkoba itu lahir dari keluarga yang tidak harmonis, minim literasi dan anak yang kurang tangki cintanya.
    2. Lingkungan pertemanan dan masyarakat yang mendukung atau membiarkan keburukan itu terjadi. Tidak adanya amar ma’ruf nahi munkar di tengah masyarakat.
    3. Lemahnya sistem pendidikan dan sistem sanksi. Sistem pendidikan sekuler kapitalisme telah gagal dalam membentuk generasi yang berkepribadian Islami. Dunia pendidikan terlalu sibuk mengejar angka hingga lupa menyentuh batin, sekolah seharusnya menjadi ruang yang memancarkan akhlak bukan sekedar tempat mengejar capaian akademik. Dan sistem persanksian hari ini ialah buah dari sistem aturan Negara yang bersifat memisahkan agama dari kehidupan. Contohnya negara-negara kapitalisme terutama Amerika Serikat bersama badan internasional seperti UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), memandang peredaran narkoba sebagai kejahatan tetapi penyalahgunaannya hanya sebagai persoalan kesehatan. Pengguna dianggap sebagai pasien bukan pelaku, dengan alasan bahwa penyalahgunaan narkoba berkaitan dengan kematian dan penyakit menular. Tragisnya, paradigma ini turut diadopsi di Indonesia, Akibatnya peredaran narkoba semakin tumbuh subur, masyarakat semakin bebas bertransaksi barang haram ini sekalipun dibalik jeruji besi dan masyarakat yang mudah tergiur, ditambah kehidupan saat ini yang serba mahal dan sulit.
    4. Negara kehilangan taringnya dalam menuntaskan kasus narkotika. Ada beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini seperti sosialisasi kepada pelajar dan mahasiswa terkait dampak dan kerugian dari konsumsi narkoba, pembinaan bagi para pengguna dan sebagainya. Tetapi hal itu tidak juga menyelesaikan permasalahan ini. Kenapa ? karena negara saat ini berpegang pada sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme ada suatu teori pada sistem ekonominya yang menyebutkan jika suatu barang mendapat banyak permintaan maka barang tersebut akan terus diproduksi tanpa peduli apakah barang tersebut halal atau haram beserta dampaknya yang merusakkan, selama keuntungan besar didapat bahkan bisa menambah devisa Negara, maka barang tersebut akan terus diproduksi. Tak heran jika kasus narkoba saat ini semakin meningkat karena materi menjadi motif utama bagi pengedar bahkan tak jarang terlihat adanya keterlibatan oknum aparat penegak hukum dalam bisnis haram ini.

    Maka masihkan berharap pada sistem yang rusak ini? sudah saatnya Negara membuang jauh-jauh sistem kapitalisme dan mencari solusi untuk memberantas kasus narkoba yang terbukti menghancurkan generasi.

    Islam satu-satunya solusi

    Narkoba adalah suatu barang yang dapat merusak akal dan menghilangkan jiwa. Islam telah memberikan perhatian serius terhadap barang haram ini karena narkotika bersifat memabukkan dan menimbulkan banyak mudharat (bahaya). Sabda Nabi dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap yang memabukkan adalah haram.” (HR Muslim). Karena itu Islam melarang keras peredaran barang ini di tengah-tengah masyarakat tak peduli apakah barang tersebut membawa keuntungan besar. Berbeda dengan kapitalisme yang mementingkan cuan dan manfaat, aturan Islam ditegakkan semata-mata untuk melindungi dan menjaga manusia, dan Islam memiliki beberapa strategi jitu dalam pencegahan dan pemberantasan kasus narkoba, diantaranya :

    Pertama, ketakwaan individu. Setiap individu haruslah memahami bahwa narkoba adalah haram layaknya memakan babi dan meminum khamr. Pengharaman ini bukan hanya disebabkan banyaknya mudharat yang ditimbulkan namun pengharaman ini bersifat mutlak yang Allah perintahkan untuk menjauhinya.

    Kedua, kontrol keluarga dan masyarakat yang khas dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Umat Islam mendapat predikat umat terbaik jika aktivitasnya dihiasi dengan aktivitas dakwah kepada sesama. Jika umat Islam individualis, maka predikat umat terbaik akan hilang. Oleh karenanya keluarga dan masyarakat haruslah bahu membahu dalam mengedukasi dan membentengi generasi dari bahaya narkoba.

    Ketiga, peran negara yang memastikan aturan Islam terlaksana, menutup setiap celah pintu kemaksiatan dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku kasus narkoba tanpa pandang bulu. Sanksi yang ditegakkan dalam Islam adalah berbentuk pencegahan dan memberi efek jera. Sanksi bagi mereka yang menggunakan narkoba adalah ta’zir, yaitu sanksi yang jenis dan kadarnya ditentukan oleh qadhi. Missal pengguna narkoba dapat dipenjara sampai 15 tahun atau denda yang besarnya diserahkan kepada qadhi (hakim). (nizham al ‘uqubat hlm. 189). Jika pengguna saja dihukum berat, yang mengedarkan bisa saja dijatuhi hukuman mati. Negara juga mesti menjadikan akidah Islam sebagai landasan kurikulum pendidikan agar setiap generasi memiliki rasa takut kepada Allah dari berbuat maksiat dan senantiasa produktif menjalani kehidupannya sesuai misi penciptaannya yaitu untuk beribadah. (QS Adz-Zariyat ayat 56).

    Keempat, merekrut aparat penegak hukum yang bertakwa. Dengan sistem hukum pidana yang tegas yang bersumber dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

    Jika bangsa ini sungguh ingin menyelamatkan generasi, tidak ada jalan lain selain meninggalkan sistem yang telah gagal melindungi moral dan masa depan generasi. Sudah saatnya kita beralih ke pengaturan Islam yang sempurna. Demi kelangsungan generasi yang bersih akal dan jiwa, generasi yang kuat, generasi yang tidak mudah stres, generasi yang shalih dan shalihah sebagai penggerak pradaban Islam yang gemilang.

    Wallahu‘alam bisshowab.

     

     

    Ikuti berita INTRIK.ID di Google News

      Home
      Hot
      Redaksi
      Cari
      Ke Atas