INTRIK.ID, BANGKA — Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sayang PLN meminta agar Kejaksaan Tinggi untuk melakukan audit. Hal ini diungkapkan Koordinator Aksi, Ardi saat menggelar aksi damai di depan PLTU Air Anyir, Merawang, Jumat (4/2/2022).
Ia mempertanyakan masih adanya pemadaman bergilir yang dilakukan PLN meskipun sudah dilakukan perbaikan mesin beberapa waktu lalu.
“Kemarin katanya sudah diganti dengan mesin baru tapi mengapa masih sering terjadi pemadaman. Listrik kami ini bayar juga, bukanya gratis,” ungkapnya.
Ia mengatakan pemadaman ini sudah berlangsung cukup lama sejak Oktober 2021 lalu.
“Kami disini mau meminta kejelasan, ada apa sebenarnya, apa masalahnya. Jadi kerja mereka selama ini apa?,” tanya Ardi dalam orasinya.
Untuk itu, ia meminta pihak kejaksaan untuk turun tangan dan mengaudit PLN Bangka yang dinilai janggal terlebih lagi pihak PLN tidak berani tampil didepan publik untuk memberikan penjelasan.
“Katanya info yang kami dapat karena sekarang musim hujan jadi pembakarannya tidak optimal, yang jadi masalah PLTU kan bukan satu ini, emangnya yang lain tidak kehujanan tapi tetap bisa beroperasi,” ungkap Ardi.
“Ada juga yang mengatakan kerusakan alat tapi kalau sudah berbulan-bulan seperti ini kerjanya ngapain. Mereka inikan digaji, ada struktur jelas tapi mengapa masih seperti ini,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menemui DPRD Babel untuk memanggil pihak PLN agar bisa segera menjelaskan permasalahan yang terjadi.
Ardi juga akan menggelar aksi serupa dengan massa yang jauh lebih banyak daripada saat ini.
“Kami pasti akan datang dengan aksi yang lebih banyak, sebenarnya kali ini juga banyak tapi kita batasi karena permintaan keamanan dengan alasan pandemi. Tapi nanti kami tidak akan membatasi,” tegasnya.
Sementara itu, manajemen PLTU Air Anyir belum bisa memberikan keterangan meskipun para awak media sudah berusaha mendatangi kantor untuk mengkonfirmasi terkait aksi tersebut.
Bahkan, beberapa awak media rela menunggu kurang lebih satu jam di depan kantor PLTU Air Anyir.
“Manager belum bisa ditemui, karena lagi zoom meeting,” kata salah satu pegawai.(red)