INTRIK.ID, BANGKA — Pelajar dan mahasiswa Bangka Belitung rentan terpapar paham radikalisme. Bahkan hasil survei yang dilakukan FKPT Babel mendapati hampir 40 persen siswa SMA terpapar paham radikalisme.
Rektor Universitas Bangka Belitung atau UBB, Ibrahim mengakui adanya potensi gerakan yang mengarah paham terlarang tersebut.
“Potensi itu ada, karenan mahasiswa kita itu juga beragam,” ungkapnya, Rabu (24/8/2022).
Meskipun begitu pihaknya tetap komitmen untuk mendorong UBB sebagai kampus kebangsaan yang merupakan milik semua orang.
“UBB adalah kampus kebangsaan dan milik semua orang, dan perbedaan itu adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Pihaknya juga akan terus mengawasi indikasi atau gejala yang mengarah paham radikalisme dan terorisme dalam kampus.
Rektor termuda itu juga selalu menyisipkan mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di semester awal sebagai benteng mahasiswa dari paham radikalisme.
“Kami juga memiliki mata kuliah keunggulan UBB dan peradaban. Di situ juga mengajarkan agar bibit-bibit radikalisme harus dihilangkan. Pada intinya, kami terus mendorong kegiatan rutin untuk mendorong semangat berbangsa dan bernegara,” ucap Ibrahim.
Selain itu, pihaknya juga berkerjasama dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) serta instansi pemerintah terkait lainnya dalam memberantas gerakan radikalisme dan terorisme.
“Termasuk salah satunya FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme-red) yang melaksanakan kegiatan seminar dan workshop hari ini,” katanya.(red)