REDAKSI INTRIK.ID – Hari itu cuaca sedikit mendung dibarengi hujan rintik – rintik terdengar langkah seorang pemuda menghampiri sebuah warung kopi. Tanpa basa basi pemuda itu memesan secangkir kopi hangat kepada pemilik warung ” Bu minta kopi hitam satu ya” kata pemuda itu. Sudah menjadi pekerjaan sehari – hari ibu pemilik warung langsung membuat secangkir kopi.
Tidak lama kemudian pemilik warung menyajikan kopi yang dipesan pemuda itu ” ini kopinya nak” sembari mengambil secangkir dari tangan ibu pemilik warung pemuda itu mengatakan ” terimakasih Bu”. Kemudian pemuda itu mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api sambil menyalakan sebatang rokok.
Hisapan rokok dicampur kentalnya kopi hitam menambah hangat suasana walaupun hujan rintik – rintik. Pemilik warung bertanya kepada pemuda ” sepertinya kamu memikirkan sesuatu nak, kalau boleh tau apa gerangan ?” Belum menjawab pertanyaan pemilik warung, kepulan asap rokok seperti awan menghiasi ruangan warung tersebut keluar dari mulut pemuda.
“Iya Bu , saya sedikit merenung ketika seseorang tidak menjabat kepala daerah lagi, orang – orang terdekat saat diminta tolong tidak ada kata lagi siap pak”, jawab pemuda itu. Pemilik warung langsung merespon jawaban pemuda itu. ” Benar nak terkadang orang terdekat hanya ada maunya saja, begitu kita tidak berkuasa lagi susah kita minta tolong,”.
Gayung bersambut ibu pemilik warung bertanya kepada pemuda itu” nak kamu memikirkan hal tersebut, sebenarnya ada apa?” Pemuda itu pun menjawab pertanyaan pemilik warung. ” Saya dulu dekat dengan seorang kepala daerah, nah disaat seseorang itu tidak menjabat kepala daerah lagi, yang bersangkutan minta tolong kepada bawahannya tempo hari. Namun saat dihubungi melalui telepon yang diminta tolong itu tak pernah angkat telepon, bahkan WA aja gak dibalas,”.
Ibu pemilik warung dengan nada sedikit sedih mengatakan” yah…. itu lah nak, disaat seseorang lagi menjabat kepala daerah, bawahan pasti siap pak. Namun sudah tidak menjabat lagi seperti kacang lupa kulit,”. Pemuda itu tertawa” ha ha ha benar sekali Bu, ternyata semua itu hanya kepentingan jabatan”. Beberapa menit kemudian tak terasa cairan kopi hitam di cangkir mau habis. Pemuda tersebut membayar minumannya. ” Terimakasih Bu sudah nyambung cerita singkat , ini uang kopinya saya permisi dulu Bu,”.
BY : Cerpen Redaksi INTRIK.ID