INTRIK.ID, BANGKA TENGAH — Tak ada dana menjadi alasan destinasi wisata Hutan Pelawan Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah tidak terurus dan mengalami pelapukan di beberapa titik.
Kepala Desa Namang, Zaiwan mengatakan sudah beberapa tahun terakhir kawasan yang mendapatkan penghargaan Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari Menparekraf.
“Memang beberapa tahun ini Hutan Pelawan kurang terurus karena kami tidak ada dana perbaikan. Kami biasanya pakai dana pribadi sebagai pengelola untuk memperbaiki. Jadi kami yang mikir, kami yang nyari duit dan kami yang ngelola, ” ucapnya kepada intrik.id, Jumat (21/7/2023).
Zaiwan juga mengakui perbaikan Hutan Pelawan butuh dana yang besar agar bisa memaksimalkan potensinya. Bahkan ia mengatakan hingga saat ini, pihak desalah yang berinisiatif untuk perbaikan tersebut.
“Jadi dana perbaikan ini memang banyak dan kami butuh dukungan semua pihak karena Hutan Pelawan sudah jadi milik kita semua bukan hanya Desa Namang saja,” ungkapnya.
Zaiwan juga meminta maaf jika memang ada sarana dan prasarana yang sudah tidak terawat yang membuat Hutan Pelawan tak lagi semeriah dulu. Dirinya bersama pengelola akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat nama Hutan Pelawan kembali bersinar.
“Makasih untuk masukan, kritik dan saran yang diberikan. Kami sangat berharap kita bisa menjaga hutan pelawan bersama dan mengajak seluruhnya untuk membantu hutan pelawan karena ini milik kita semua, ” ujarnya.
Zaiwan juga mengungkapkan, akan bersurat ke pemerintah pusat agar anggaran pengembangan desa Namang bisa ditambah karena telah mengharumkan nama Indonesia di tingkat ASEAN.
“Kalau bantuan ada kemaren dari PLN, Telkom dan juga pemkab Bateng untuk bibit kayu pelawan namun untuk sarana dan prasarana sebagian kami berusaha sendiri serta ada 2 petugas juga yang ditaruh disana oleh pemerintah Bangka Tengah. Saya ucapkan terima kasih buat semua yang sudah membantu,” ungkap Zaiwan.
Zaiwan juga mengajak agar seluruh pihak termasuk pemerintah, swasta dan pihak lainnya dapat andil dalam perbaikan hutan pelawan yang menjadi paru-paru kita bersama.
“Mohon untuk investor, pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk bersama-sama membenahi Hutan Pelawan yang telah mengharumkan nama Indonesia di Kancah internasional, ” tutupnya.