INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan (GPPL) Bangka Tengah menilai PT Thorcon tidak etis dan kurang sopan saat melakukan kerjasama dan diskusi dengan Universitas Bangka Belitung (UBB) terkait kajian manfaat rencana pembangunan listrik tenaga nuklir jenis Thorium di Pulau Gelasa, Bangka Tengah.
Ketua GPPL, Riyan Erwinsyah yang hadir dalam kegiatan di ruang Diklat Bangka Tengah itu menganggap PT Thorcon sombong karena tidak menghadirkan narasumber secara langsung.
“Yang hadir cuma staf-staf saja. Terus diskusinya lewat zoom. Padahal yang UBB langsung datang. Terus, narasumber dari UBB malah tidak ditemani seakan lepas tanggungjawab,” ucapnya kepada intrik.id.
Erwin juga mengungkapkan PT Thorcon seakan tidak serius dalam melakukan sosialisasi dan hanya ingin segera membangun PLTN tersebut secara cepat tanpa ada kajian lagi dan melempar tanggungjawab tersebut.
“Kalau gini aja mereka gak berani hadir dan mereka gak datang itu menandakan mereka malas sosialisasi dan hanya mau langsung bangun. Kalau seperti ini sikapnya berarti tidak sopan, arogan dan lempar tanggung jawab saja, ” ungkapnya.
Sementara itu, Kades Beriga Gani menyatakan, jika ini belum masuk proyek strategis nasional dan PT Thorcon belum dipilih oleh negara untuk menggarap ini.
“Kami gak tau bagaimana, intinya PT Thorcon belum ditunjuk negara sebagai penggarap dan belum jadi proyek strategis negara. Terus kami gak perlu manfaat seperti ini. Kami perlu edukasi dampak langsung ke masyarakat agar masyarakat bisa menentukan sikap, ” tegasnya.
Sementara staf PT Thorcon menolak diwawancarai oleh awak media ketika usai melakukan diskusi tersebut.
“Kami gak bisa jawab. Ini juga pak Widi (Kabag Kajian) gak bisa hadir makanya zoom bang. Kalau mau wawancara ke atas aja atau ke pak Bob (direktur operasi). Kami gak bisa, ” ucapnya singkat.