INTRIK.ID, BANGKA TENGAH — DPRD Kabupaten Bangka Tengah masih memburu PT Berkah Rempah Mandiri (BRM) dan Bank Sumsel Babel (BSB) terkait kisruh program jahe merah.
Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa mengatakan saat ini nasib ratusan warga Bangka Tengah masih belum jelas akibat tertunggak hutang akibat program jahe merah tersebut.
Menurut Mehoa, pihaknya bersama 10 warga penerima program jahe merah sudah berkonsultasi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung.
“Pak Edi Romdoni (kepala dinas pertanian provinsi) menjelaskan bahwa posisi dinas untuk kegiatan bantuan Program Jahe Merah adalah pendampingan saja, seperti sosialisasi cara menanam jahe merah dan perawatan dan tidak terlibat dalam upaya kerja sama ini,” ungkapnya.
Mehoa melanjutkan, jika komisi II DPRD Bangka Tengah sudah berkunjung ke PT BRM dan katanya akan segera menyelesaikan kredit macet warga.
“Nah sambil menunggu proses dan itikad PT BRM dan capaian kinerja Bank Sumsel Babel, kita senang dapat kabar hari ini, berharap ada titik terang juga dari penyelidikan kepolisian. Ternyata batal juga,” ujarnya.
“Sekian ratus masyarakat yang jadi penerima bantuan program jahe merah tidak mengerti bahwa itu pinjaman dan bukan bantuan hibah cuma-cuma. Kalau memang ada dokumentasi sosialisasi cek nanti kebenarannya apakah detail informasinya tersampaikan jelas ke masyarakat sesuai berita acara sosialisasi karena masyarakat mengaku tidak tahu itu pinjaman,” lanjutnya.
Mehoa juga akan menyurati PT BRM dan BSB terkait bagaimana akta perjanjian antara PT BRM dengan BSB dan masyarakat dan bagaimana bunyi pasal per pasal agar ketemu titik terang yang selama ini tidak sinkron.
“Maka kesimpulan nya, saya akan menyurati pihak PT BRM dan BSB, meminta akta-akta perjanjian terkait bantuan Program Jahe Merah dan nanti semua hitam dan putih perjanjian yang menyinkronkannya,” tutup Mehoa.
