Penulis: Kresnawati
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung
Manusia sebagai makhluk sosial tentu saja akan terus melakukan komunikasi kepada sesama. Terlepas dari bebagai kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Tentu saja manusia akan terus melakukan interaksi satu sama lain. Akan tetapi tak jarang sejumlah konflik menyapa kehidupan bermasyarakat hal inilah yang menyebabkan sering kali terjadi pertikaian di semua kalangan masyarkat.
Menyoroti beredarnya dinamika premanisme dikalangan masyarakat tentu saja hal ini membuat masyarakat menjadi risau akan keamanan dilingkungan sekitar.
Meninjau dari kacamata kriminologi aksi premanisme dapat ditinjau dari beberapa aliran yang ada di kriminologi.
Menurut penulis tindakan premanisme lebih cocok jika ditinjau dari aliran Positivistik yakni adanya aksi premanisme dapat di ditinjau dari tiga hal yakni Sosial, Biologis, dan Psikologis.
Sosial yakni masyarakat tidak mampu bersaing dengan masyarakat lain. Hal ini cendrung membuat masyarakat merasa tidak puas atas suatu pencapaian. Hal ini menjadi pendorong masyarakat untuk melakukan suatu kejahatan. Selanjutnya ada Biologis yang mana sifat jahat dalam diri manusia merupakan bawaan sejak ia lahir. Terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hal inilah menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan pentingnya menanamkan nilai-nilai moral pada anak sejak dini. Dilihat dari Psikologis yang mana setiap kejahatan yang lahir karena adanya gangguan kejiwaan dari dalam diri perlaku.
Jika kita lihat latar belakang terjadinya kejahatan premanisme cenderung dapat kita kaitkan berdasarkan aliran positivistik yang ada di kriminologi.
Untuk mencegah terjadinya kejahatan yang ada dimasyarakat perlu kesadaran diri dari dalam diri masing-masing individu. Dengan Adaya kesadaran dalam diri masing-masing dan didukung oleh lingkungan sekitar yang memadai hal ini dapat meminimalisir terjadinya kejahatan di masyarakat.