INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Banyaknya kasus asusila dan pemerkosaan di Bangka Tengah beberapa waktu kebelakang menjadi sorotan berbagai pihak.
Salah satunya Dosen Sosiologi UBB, Luna Febriani. Ia mengatakan kejadian tersebut akan berdampak pada psikis anak atau korban.
“Korban yang masih balita tersebut sedang berada dalam masa golden age atau usia emas, dimana pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi secara pesat, bahkan penelitian menunjukkan kurang lebih 50 persen dari total kecerdasaan individu kedepan, mulai dibentuk pada tahapan golden age ini. Ini bisa merusak psikis anak,” ungkapnya kepada intrik.id, Senin (5/09/2022).
Ia mengatakan kejadian tersebut harus cepat ditanggulangi dan tidak bisa dianggap sebelah mata demi generasi penerus bangsa.
“Beban fisik yang anak derita pada kasus ini dapat berupa terganggunya alat dan kesehatan reproduksi mereka sedangkan beban psikisnya berupa ketakutan dan trauma yang berkepanjangan atas kekerasan seksual yang dilakukan pada mereka,” ujarnya.
Luna menambahkan keluarga, masyarakat dan pemerintah serta aparat hukum harus segera mengambil peran dan bertanggung jawab dalam setiap kasus kekerasan seksual.
“Justru yang terjadi selama ini kita hanya memandang remeh dan menganggap kekerasan seksual sebagai hal yang sepele, sehingga tidak muncul keseriusan dalam pencegahan hingga pengusutan kasusnya,” ungkapnya.
Ia menegaskan kasus kekerasan terhadap anak acapkali terjadi pada daerah yang menyandang atau mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak. Predikat ini justru menjadi paradoks dengan terjadinya kekerasan terhadap anak itu sendiri.
“Dengan terjadinya kasus kekerasan seksual di daerah-daerah Kabupaten Layak Anak, harusnya menjadi motivasi dalam mewujudkan daerah yang benar-benar ramah buat anak, bukan justru sebaliknya,” ucapnya.
“Harus ada evaluasi yang diperlukan terkait kegiatan dan kebijakan program yang telah dilakukan selama ini, apakah implementasi dari program-program sudah benar-benar dilakukan dan tepat sasaran atau hanya sekedar seremoni semata,” lanjutnnya
Selain itu, Luna mengatakan pengusutan kasus kekerasan seksual yang terjadi selama ini baik yang sudah belum maupun sudah dilapor ke pihak yang berwajib acapkali dianggap sebagai masalah yang dapat didamaikan dan ini cenderung menguntungkan pelaku dan merugikan korban.
“Korban dipaksa berdamai dengan beberapa alasan yang umum, seperi jika kekerasan terjadi dalam lingkup keluarga seperti suami terhadap istri, atau ayah terhadap anaknya. Lebih banyak didamaikan dengan dalih ini hanyalah masalah keluarga yang bisa diselesaikan secara baik-baik,” ujar Luna.
Selain itu, ia mengatakan alasan lainnya karena kekerasan seksual dianggap tabu dan memalukan jika dilaporkan, dan juga sering mengambil solusi dengan cara menikahkan korban pemerkosaan dengan pelaku.
“Yah kalo ini semua terus dilakukan, yang menang adalah pelaku kekerasan seksual itu sendiri. Pelaku tidak terancam dan tidak dihukum atas perbuatan kekerasan seksual yang telah dilakukannya, lama-lama jika hal seperti ini selalu dibiarkan maka kekerasan ini akan terus diproduksi dan diulangi, yang terjadi adalah kekerasan seksual semakin meningkat. Maka, serius lah dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan ini,” tutupnya.(Erwin)