Scroll untuk baca artikel
Bangka Tengah

Apri Panzupi Ingatkan Pemda Bateng: Jangan Sampai Jadi Tradisi

282
×

Apri Panzupi Ingatkan Pemda Bateng: Jangan Sampai Jadi Tradisi

Sebarkan artikel ini
IMG 20220428 WA0000
Foto: Suasana pasar Moderen Koba menjelang lebaran Idul Fitri.(Erwin/Intrik.id)

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Permasalahan kenaikan harga sejumlah bahan pokok pada hari-hari besar, termasuk hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Fitri menjadi permasalahan yang rutin terjadi hampir setiap tahun.

Fenomena inipun terjadi cukup merata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, termasuk di Kabupaten Bangka Tengah.

Untuk itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Apri Panzupi menuturkan bahwa hal seperti ini jangan sampai menjadi tradisi menahun.

Dia menilai, Pemkab Bangka Tengah harus mempunyai sistem yang terkoordinir untuk mengendalikan kebutuhan harga bahan pokok, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.

Kata Apri, kepala OPD di Kabupaten Bangka Tengah harus memahami suasana kebatinan masyarakat, sehingga mampu menghasilkan suatu sistem yang dapat terus berjalan meskipun terjadinya pergantian pemimpin.

“Dengan begitu, kasus daging murah ketika ada bupatinya saja itu tidak akan terjadi. Karena para pedagang tidak sekedar menghargai pemimpinnya saja, melainkan juga sistem yang berlaku,” ungkapnya, Kamis (28/4/2022)

Adapun salah satu contoh sistem yang dimaksud ialah dengan cara mengantisipasi harga-harga bahan pokok tersebut supaya tetap stabil melalui pendataan kebutuhan secara terstruktur.

“Seharusnya Pemda mendata kebutuhan pokok masyarakat di Bangka Tengah ini pada hari-hari normal berapa banyak per harinya. Dan dihitungnya juga kebutuhannya menjelang hari-hari besar seperti lebaran dan lain sebagainya,” ucapnya.

Selanjutnya, maka akan terpantau sejauh mana kebutuhan bahan-bahan pangan untuk masyarakat Kabupaten Bangka Tengah sehingga perihal kenaikan harga bahan pokok seperti sekarang ini bisa diantisipasi dan dikomunikasikan dengan pihak distributor dan supplier.

“Dengan demikian, maka bisa kalkulasikan seberapa banyak kebutuhan masyarakat per hari, per bulan bahkan per tahunnya,” ujar Apri.

Baca Juga:  Pemkab Bangka Tengah Hadirkan KPK saat Penyerahan PSU Perumahan

Sementara itu, pengamat ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani menilai tingginya permintaan masyarakat menjelang lebaran menyebabkan harga yang ditawarkan mengalami peningkatan.

Hal ini merupakan implikasi dari adanya mekanisme pasar dan berlakunya teori permintaan. Apalagi saat ini eforia lebaran diiringi dengan tingginya harga komoditas unggulan seperti Timah, karet, kelapa sawit dan lada.

“Terlebih masyarakat selama dua kali lebaran merayakannya dengan terbatas karena pandemi Covid-19,” ungkap Devi.

Lanjut dia, momentum lebaran tahun ini juga disambut dengan diperbolehkannya mudik oleh kepala negara, tentunya hal tersebut menjadi kesempatan bagi seluruh masyarakat yang merayakan idhul fitri untuk menyambut hari kemenangan dengan mempersiapkan segala sandang dan pangan yang terbaik ketika berlebaran.

“Tingginya harga-harga menjelang lebaran berimplikasi dengan tingginya angka inflasi yang akan terjadi, yang sudah merupakan fluktuatif rutin tahunan,” ujarnya.

“Namun, angka inflasi tersebut masih dalam batas yang terjaga, kemudian diikuti juga adanya komitmen Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus memantau pergerakan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran,” pungkasnya.

Laporan wartawan intrik.id/Erwin

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas