Scroll untuk baca artikel
Provinsi Bangka Belitung

Angka Partisipasi Kuliah di Babel Terendah se-Indonesia, Pj Gubernur: Kita Cari Solusinya 

198
×

Angka Partisipasi Kuliah di Babel Terendah se-Indonesia, Pj Gubernur: Kita Cari Solusinya 

Sebarkan artikel ini
IMG 20221103 WA0003 1

INTRIK.ID, PANGKALPINANG – Angka partisipasi kuliah atau anak umur 19 tahun ke atas yang ikut kuliah di Bangka Belitung hanya mencapai 15,52 persen.

Bahkan, jika dibandingkan secara nasional 31 persen, Babel merupakan terendah se-Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Penjabat Gubernur (Pj) Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPC APDESI) Kabupaten Bangka Barat, di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur, Air Itam, Pangkalpinang, Rabu (3/11/22).

“Artinya, jika di Bangka Belitung ada satu juta anak muda yang umurnya 19 tahun ke atas, berarti hanya 15 ribu orang saja yang kuliah di perguruan tinggi di Babel, walaupun diketahui masih banyak yang kuliah di luar,” katanya

“Mengapa kita di Babel ini secara nasional lebih rendah angka partisipasinya?. Untuk itu, mohon bantuan bapak dan ibu kita mendata, yang tujuannya untuk meningkatkan hal itu. Jangan sampai terus menerus, sehingga kita kekurangan orang-orang baik dan pintar. Karena dalam membangun masyarakat, yang paling penting adalah sumber daya manusia,” bebernya.

Untuk itu, ia juga meminta bantuan agar kepala desa mencari informasi atau akar permasalahan apa yang menyebabkan masyarakat Bangka Belitung tidak berminat untuk kuliah di perguruan tinggi.

“Nanti kita koordinasikan lagi. Jika sudah tahu penyebabnya kita carikan solusinya. Misalnya, tidak punya uang kita akan carikan beasiswa. Misalnya lagi, tidak lulus tes, berarti kita harus bantu dengan membangun bimbingan tes. Kita carikan jalan keluarnya,” jelasnya.

Selain itu, dirinya juga meminta bantuan para kades agar dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Jangan sampai masyarakat Bangka Belitung terfokus pada pertambangan dan melupakan kegiatan bertani, nelayan, dan juga peternakan.

“Mari berganti peran. Mohon dibantu bapak dan ibu untuk mengampanyekan hal ini, lakukan bersama-sama dan jadikan masyarakat kita produktif,” tambahnya.

Selain itu, peran para kades juga perlu untuk mengangkat dan mempromosikan potensi lokal, misalnya di sektor kuliner. Hal lainnya, kata dia, menanami lahan-lahan kritis akibat pertambangan untuk mendorong program Hijau Biru Babelku baik di darat ataupun di laut. (*/red)