Scroll untuk baca artikel
BangkaBangka Belitung

Saling Ngotot, Audiensi Nelayan dan Penambang Sungai Baturusa Tanpa Hasil

295
×

Saling Ngotot, Audiensi Nelayan dan Penambang Sungai Baturusa Tanpa Hasil

Sebarkan artikel ini
IMG 20210623 WA0000
Foto: Suasana saat audiensi nelayan dengan penambang Sungai Baturusa di Kantor Kecamatan Merawang.(ist)

MERAWANG, INTRIK.ID — Perwakilan nelayan Sungai Baturusa dan sekitar kompak menolak aktivitas tambang di kawasan mangrove anak sungai Aik Ati saat audiensi bersama dengan camat, kapolsek, danramil merawang serta para penambang, Selasa (22/6/2021).

Ketua Nelayan Pagarawan, Samsuri mengatakan aktivitas tambang di depan muara sungai Selindung tersebut mengancam matapencaharian para nelayan.

Ia menambahkan masalah tambang dengan nelayan di lokasi tersebut sudah terjadi sejak lama tanpa ada solusi dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan.

“Meskipun tahun ini tidak mendapatkan intimidasi dari penambang, namun kami maupun keluarga kami trauma dengan kejadian dua tahun lalu,” ungkapnya.

Samsuri mengatakan bukan hanya nelayan Baturusa saja yang bergantung pada kawasan tersebut namun nelayan Selindung, nelayan Pagarawan, nelayan Pancur, nelayan Tuatunu, nelayan Jade, hingga nelayan Baturusa juga mencari penghidupan disana turun temurun.

TI ilegal dikawasan tersebut sudah kedua kalinya terjadi. Dilokasi yang sama juga sempat marak TI dua tahun namun tak berlangsung lama. Namun kini nelayan dihadapkan dengan situasi yang sama.

“Awal Juni lalu kami bersama satpol pp, anggota polsek Merawang dan pejabat kecamatan Merawang sempat sidak dilokasi itu tapi para penambang tidak ada, hanya 3 unit TI tak bertuan dan 1 unit TI yang masih dalam tahap perakitan,” terang Samsuri.

Ia dan kawan-kawannya juga mengeluhkan, pihaknya sudah beberapa kali menyurati berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.

“Sampai sekarang tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang. Sedangkan kita mengharapkan itu untuk menimbulkan efek jera bagi para penambang,” kata Samsuri.

Sementara Perwakilan Penambang, Leo menawarkan solusi untuk membendung pembuangan tambang agar tidak mencemari sungai.

Namun solusi itu ditolak para nelayan karena ekosistem diseputaran sungai akan tetap terganggu karena hewan seperti ikan, udang maupun kepiting bertelur diakar mangrove.

Pada akhir audiensi, salah satu perwakilan dari penambang berbicara dengan nada tinggi. Pihaknya tidak bisa menghentikan tambang yang sudah berjalan karena lahan yang dikerjakaan saat ini sudah mereka beli. Mendengar hal itu, nelayan dan pemimimpin audiensi hanya terdiam. Audiensi langsung diakhiri tanpa ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

Padahal sebelumnya, Camat Merawang, Jaleari saat memimpin audiensi mengatakan, pihaknya bersama kapolsek, danramil dalam hal ini hanya memfasilitasi audiensi antara Nelayan sungai Baturusa dengan penambang di aula pertemuan Kantor Camat Merawang.(red)