Naena Aryanti
Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dikenal sebagai salah satu sentra produksi lada dan kelapa sawit di Indonesia. Lada putih dan kelapa sawit merupakan komoditas yang cukup banyak di Bangka Belitung, sehingga Bangka Belitung dikenal sebagai asal kedua komoditas tersebut. Lada putih dan kelapa sawit yang berasal dari Bangka Belitung juga dipercaya oleh kebanyakan masyarakat karena kualitas yang cukup baik. Kedua komoditas tersebut menjadi salah satu sektor yang berkontribusi terhadap pengembangan sektor ekonomi di Bangka Belitung. Bahkan kedua tanaman tersebut masih menjadi tumpuan bagi sebagian besar petani di Kabupaten Bangka Selatan.
Kedua tanaman tersebut menjadi potensi Bangka Belitung karena secara produksi sangat melimpah. Produksi lada saja di bangka belitung setiap tahunnya sekitar 32.352 ton, dengan produktivitasnya mencapai 1.282 kg/ha. Kemudian untuk kelapa sawit juga melimpah yaitu total luas kebun sawit di Bangka Belitung pada saat ini mencapai 75.734,17 hektar, untuk total produksi sawit dari kebun sawit rakyat tersebut mencapai sebanyak 141.452,28 ton dengan provitasnya 2,68 ton per hektar. Tentu saja, potensi tersebut juga terdapat beberapa kendala seperti fluktuasi harga, gangguan OPT, penambangan ilegal, mahalnya pupuk tanaman, dan adanya introduksi tanaman perkebunan lain yang dapat mengganggu kelapa sawit dan lada putih. Semua kendala-kendala tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil produksi.
Potensi yang cukup besar tersebut perlu diupayakan agar Bangka Belitung menjadi kawasan sentra produksi terutama lada putih dan kelapa sawit. Ketika Bangka Belitung telah menjadi kawasan sentra produksi, maka akan banyak manfaat yang didapatkan oleh Bangka Belitung terutama pada sektor ekonomi. Oleh karena itu, untuk mengupayakan hal tersebut perlu adanya upaya-upaya yang dapat dilakukan sehingga Bangka Belitung dapat menjadi kawasan sentra produksi. beberapa upaya tersebut antara lain yaitu:
- Menyediakan sarana dan prasarana produksi sawit serta lada putih untuk meningkatkan usaha tani sehingga para petani dapat bekerja secara maksimal.
- Memperluas jaringan pemasaran lada putih dan sawit, untuk memperluas pemasaran yaitu melalui perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut dapat memperluas jaringan pemasaran ini sehingga sangat efektif untuk dijalankan.
- Membentuk lembaga koperasi untuk menguatkan modal usaha petani. Salah satu yang menjadi masalah petani yaitu modal, oleh karena itu dengan lembaga tersebut maka akan mempermudah petani dalam mengembangkan usahanya.
- Melakukan penyuluhan atau sosialisasi dengan menyampaikan informasi mengenai potensi lada putih dan sawit.. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah penyampaian materi melalui seminar, kunjungan dan pelatihan serta pengawasan.
- Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dan penyediaan bibit unggul. Melalui kerjasama tersebut maka petani akan menghasilkan panen yang sangat baik, karena petani akan mendapatkan bibit unggul dari lembaga terkait.
Melalui beberapa upaya tersebut akan meminimalisir terjadinya dampak buruk bagi petani lada putih dan kelapa sawit karena petani lebih mudah untuk memaksimalkan potensi kedua tanaman tersebut sehingga akan memperbesar potensi Bangka Belitung menjadi kawasan sentra produksi. Tentu saja upaya-upaya di atas perlu dukungan dari beberapa pihak, tidak hanya dari petani. Oleh karena itu potensi lada putih dan sawit harus terus dikembangkan, karena kedua tanaman tersebut merupakan icon dan ciri khas Bangka Belitung. Dengan mengupayakannya menjadi lebih baik, maka Bangka Belitung akan menjadi kawasan sentra produksi lada putih dan kelapa sawit.