INTRIK.ID, BANGKA SELATAN – Penyakit Diabetes Melitus di Bangka Selatan hingga Agustus 2024 mencapai 2.083 kasus, Selasa (13/8/2024).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Slamet Wahidin mengatakan data itu diambil dari seluruh Puskesmas sejak awal tahun hingga Agustus 2024.
“Penderita penyakit ini paling banyak di Toboali sebanyak 641 kasus, lalu di Payung 422 kasus. Sementara yang paling sedikit di Batu Betumpang yakni 10 kasus,” ungkapnya.
Slamet mengatakan meningkatnya penyakit diabetes melitus disebabkan gaya hidup masyarakat Bangka Selatan dan pola makan.
“Meningkatnya kasus Diabetes Melitus disebabkan gaya hidup masyarakat yang kurang berolahraga dan mengkonsumsi makan dan minum yang banyak mengandung gula melebihi standart, ” ucapnya.
“Seharusnya mengkonsumsi gula sehari itu maksimal 50 gram, jika mengkonsumsi gula melebihi standart maka resiko diabetes nya akan meningkat,” lanjut Slamet.
Ia juga mengakan penyakit ini belum bisa disembuhkan dan hanya bisa melakukan kontrol agar gula darahnya tetap normal.
“Diabetes melitus adalah ibunya penyakit, maka semua penyakit akan datang, komplikasinya cukup luas, bisa ke mata yang mengakibatkan kebutaan, ke ginjal bisa merusak ginjal dan jika masuk UGD dengan kondisi gula darah tinggi dan tidak sadarkan diri maka akan meninggal dunia,” cetusnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat untuk perbaiki pola gaya hidup dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
“Perbanyak berolahraga, kurangi konsumsi gula, cek gula darah secara gratis di puskesmas terdekat minimal satu tahun sekali untuk usia 15 sampai dengan 69 tahun. Jika yang sudah terkena gula darah, wajib kontrol ke puskesmas terdekat jika obatnya habis,” pungkasnya.(Abi)