INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Sejumlah warga keluhkan harga gas yang meningkat disejumlah warung yang di Bangka Tengah. Pasalnya, gas yang dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) hanya Rp 18 ribu, namun warga harus membeli dengan harga Rp 30-45 ribu.
Ela misalnya, pengusaha penjual makanan kecil itu mengaku sulit mendapatkan gas di pangkalan lantaran jatahnya yang hanya 2 tabung setiap minggunya. Padahal, dirinya sudah mendaftarkan diri sebagai UMKM yang bisa mendapat jatah 4 tabung setiap minggu.
“Saya jualan bisa habiskan 2 tabung dalam 3 hari. Ini jatah 3 hari sekali cuma 2 tabung. Terpaksa untuk menutup kekurangan beli eceran tapi harganya 32 ribu, dan itu mahal banget,” ucapnya kepada intrik.id, Rabu (26/72/2023).
Ela mengaku, tren harga gas naik ini sudah dari setelah Idul Adha. Selain mahal, gas yang langka juga membuat warga terpaksa membeli dengan harga tinggi.
“Mau gimana lagi, gas ini udah jadi kebutuhan pokok jadi ya walaupun mahal pasti dibeli. Cuma harganya udah gak masuk akal,” ungkapnya.
Selain Ela, Ranti juga mengaku harga gas sangat mahal dan langka di Sungai Selan. Dirinya bahkan bertanya kenapa gas di pangkalan kosong namun di eceran masih tetap ada.
“Saya kemarin beli 40 ribu, tapi ada yang jual 45 ribu juga. Kan bingung ya, suami taunya ada makanan di rumah,” ucap warga Sungaiselan itu.
Ranti mengaku heran dengan kelangkaan dan juga harga gas yang melonjak naik saat ini. Ia menegaskan bahwa gas adalah kebutuhan yang sangat pokok dan dibutuhkan masyarakat menengah kebawah.
“Gas 12 Kg mungkin emang bisa lebih murah dengan harga sekarang, tapi kami yang penghasilan sehari habis mana bisa beli gas 12 Kg langsung. Kalau maksain buat beli langsung kami tidak bisa buat beli lauknya,” ungkap Ranti.
Ranti berharap, ada kebijakan khusus dan juga perhatian dari pemerintah tentang gas ini.