Scroll untuk baca artikel
Opini

Dampak Game Online Bagi Anak-anak

498
×

Dampak Game Online Bagi Anak-anak

Sebarkan artikel ini
Anak Gemar Main Game Online
Foto: Ilustrasi. (Net)

Faratita

(Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Bangka Belitung)

Berdasarkan laporan we are social, Indonesia menadi Negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia. Laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per januari 2022. Diantaranya anak anak termasuk banyak bermain game online apalagi masa pandemi covid-19. Kurangnya kegiatan dan arahan saat di rumah membuat anak anak secara bebas memainkan game online.

Di zaman sekarang permainan game online sangat marak dimainkan oleh anak-anak, tak bisa dipungkirin adanya perkembaangan zaman ini juga yang memicu hal tersebut. Permainan game online sendiri pada kebanyakan anak sudah hampir disebut mengalami kencanduan.

Permainan game online cenderung berdampak buruk. Dimana saat bermain game anak anak terus berkata kasar dan bakan ada yang saling menghina antar pemain. Tak terkadang pernginaan bahkan terjadi dalam keidupan langsung. Penghinaan-penghinaan tersebut dapat membuat sifat seorang anak berubah, dimana awalnya seorang anak memiliki sifat yang ceria akan berakhir meiliki sifat yang cenderung pendiam.

Bermain game online secara berlebihan atau sering dikenal kecanduan juga dapat membuat anak memiliki sifat anti sosial, dimana anak akan selalu fokus bermain game dan tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Anak yang kecanduan bermain game online akan selalu fokus dengan smartphonenya dan tidak akan sadar dengan lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di rumah.

Orang yang bermain game online cenderung akan sering lupa waktu. Bahkan dikebanyakan kasus orang yang bermain game online sampai sanggup tidak makan ataupun tidak tidur. Padahal makan dan tidur itu sangat penting sekali dalam hal perkembangan apa lagi bagi anak-anak. Dari hal ini juga pasti akan mempengaruhi perkembangan sifat yang di picu dengan kekurangan waktu tidur itu sendiri. Jika kekurangan waktu tidur akan banyak hal yang dilakukan sesorang dengan tidak fokus dan berakibat pada kekacauan sesuatu yang telah dipersiapkan.

Baca Juga:  Pembantaian dan Kelaparan di Palestina, Mengapa Dunia Hanya 'Diam' Saja?

Anak-anak yang bermain game online juga cenderung bisa mengabiskan uangnya untuk bermain game online ini. Tak tanggung-tanggung bakan uang yang diabiskan bisa mencapai ratusan atau jutaan, apalagi dalam hal kecanduan mungkin bisa lebih parah lagi.

Akan tetapi tak hanya dampak buruk, game online juga berpeluang untuk bisa mendapatkan masa depan yang bagus. Pada masa ini game online ikut diperlombakan dalam berbagai ajang-ajang besar. Dalam hal ini jika menguasai game online, kita bisa ikut dalam ajang turnamen dari tingkat desa, sekolah, universitas, nasional bakan dalam ajang international. Sekarang e–sport juga didukung oleh pemerintah. Namun dalam hal mewujudkan ini perlu kerjasamanya dengan orang tua. Dimana orang tua sekarang sudah sangat menganggap game online itu tidak baik bahkan sangat melarang bermain game online.

Perlunya perubaan dari orang tua untuk bimbingan serta arahan kepada anak anaknya dalam bermaiin game online, karena game online sangat berpengaruh besar bagi perkembangan anak. Apalagi jika anak tersebut memiliki bakat dalam game online akan sangat perlu pengawasan orang tua yang mendukung dan sepenunya memberi kepercayaan bagi anak untuk berubah menjadi baik dan meraih cita citanya. Orang tua juga harus mengatur anak saat bermain game supaya tidak menggangu waktu dan arus belajar, selalu peduli supaya anak-anak tidak memiliki sifat-sifat yang tidak baik. Jangan sampai kelalaian orang tua itu sendiri yang akan membuat kemunduran bagi anak-anaknya. Dan jangan sampai dampak-dampak yang buruk dari game online akan dimiliki oleh anak.(*)

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas