INTRIK.ID – Fenomena angin berkecepatan tinggi yang terjadi di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, 21 Februari 2024 lalu menjadi sorotan banyak pihak termasuk BMKG.
Kepada awak media di Istana Kepresidenan Jakarta, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa angin berkecepatan 65Km/jam yang terjadi di Rancaekek Bandung beberapa waktu lalu termasuk angin puting beliung.
“Kalau yang kemarin itu kecepatan rata-ratanya belum mencapai 100Km/jam,” tutur Dwikorita.
“Kalau Tornado itu kecepatan minimum 100Km/jam, namun tidak menutup kemungkinan bisa meningkat,” lanjutnya.
Kepala BMKG tersebut mengimbau pada masyarakat agar dapat senantiasa waspada jika melihat adanya fenomena awan gelap.
“Itu dipicu awan-awan, kareba awan-awannya merata bisa saja berbagai wilayah di Indonesia, artinya perlu waspada sehingga kalau kita sudah lihat awannya sudah gelap, paling tidak kita mencari perlindungan,” jelasnya.
Sebelumnya, Ahli Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin. Dalam akun X nya @EYulihastin, menjelaskan ciri dari tornado.
Menurutnya, Tornado mempunyai skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas.
“Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat 56 Km/jam, sudah pernah lihat film Twister 1996?,” tulis sang peneliti di akun X nya.
Erma menjelaskan bahwa durasi dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia hanya sekitar 5 sampai 10 menit, itu pun sudah sangat lama.
“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? Kamajaya sudah memprediksi ” eksteme Event”, 21 Februari,” lanjutnya.
Angin kencang yang terjadi di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu hingga kini masih menjadi bahan perbincangan banyak pihak khususnya BMKG dan BRIN.