INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Ketua Harian Asosiasi Ekspor Timah Indonesia (AETI) Eka Mulya mengatakan, tambang masih menjadi salah satu komoditi penggerak ekonomi yang luar biasa dan juga menjadi komoditi tulang punggung ekonomi Bangka Belitung khusus di Timah.
Hal ini disampaikannya saat ditemui pihak intrik di rumah Kepala Desa (Kades) Guntung, Senin (25/4/2022).
Ia mengatakan, tambang masih menjadi primadona dalam membangkitkan ekonomi kerakyatan.
“Tambang masih salah satu primadona dan penggerak ekonomi kerakyatan dan keluarga. Tambang ini bukan hanya timah, tapi banyak. Walau demikian memang timah masih jadi roda penggerak ekonomi Bangka Belitung,” pungkasnya saat di wawancara pihak intrik.id.
Ia menegaskan, pemulihan ekonomi pasca timah atau pasca covid harusnya dapat dilakukan di semua sektor bukan hanya di sektor pertambangan saja.
“Saya kira, pemulihan ekonomi pasca timah atau pasca covid ini tidak harus bergantung pada sektor pertambangan, masih banyak komoditi lain yang siap memulihkan ekonomi,” ungkap Eka.
Ia menilai masyarakat harus sudah siap mencari komoditi baru untuk menumbuhkan ekonomi jangan hanya pada pertambangan atau timah saja.
Selain itu ia menegaskan, proses penambangan timah yang legal sangat lah rumit dan penuh dengan izin yang berlaku. Walau masih banyak orang-orang yang menambang secara ilegal.
“Banyak sektor komoditi untuk pemulihan ekonomi. Masyarakat harus sudah mulai beralih dari sektor tambang yang yang yang tidak bisa di perbaharui lagi. Izinnya sulit kalau mau legal. Tapi bicara ilegal ya masih banyak oknum-oknum yang melakukannya walau membuat mereka tidak tenang menambang,” tegas Eka.
Ia menyarankan agar solusi tambang ilegal ini diperhatikan pemerintah mengingat banyak aktivitas tambang ilegal yang merugikan banyak orang termasuk pemerintah.
Eka juga menyarankan agar dibuat tambang rakyat agar masyarakat tertata, pendapatan daerah naik dan tentunya masyarakat tidak menambang dengan rasa gelisah.
Laporan wartawan intrik.id/Erwin